31 Review Menarik Pura Mengening Wisata Spiritual di Gianyar

Tempat Melukat di Pura Mengening Tampaksiring
Tempat Melukat di Pura Mengening Tampaksiring

Pura Mengening, yang terletak di Jalan Tirta No.25M, Sareseda, Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552, merupakan sebuah pura kuno yang telah ditemukan sejak abad ke-11. Keberadaannya sudah ada sejak masa pemerintahan raja Masula-Masuli, ketika pusat pemerintahan berada di Pejeng. Meskipun belum diketahui dengan pasti kapan pura ini dibangun, penting untuk dicatat bahwa pemerintah daerah provinsi Bali telah secara resmi mengakui pura ini sebagai warisan budaya yang perlu dijaga kelestariannya.

Pura Mengening di Gianyar Bali
Pura Mengening di Gianyar Bali

Pura Mengening terletak di desa Saraseda, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, di sebelah utara objek wisata Tirta Empul, yang menjadi salah satu tujuan tur favorit di Bali. Tempat ini menawarkan suasana yang sejuk dan damai, yang tepat dinamakan “Mengening”. Pura ini cocok untuk mengatasi ketegangan dan pikiran yang gelisah. Dari kota Denpasar, waktu tempuhnya sekitar 60 menit dengan kendaraan bermotor. Jika Anda ingin mengunjungi tempat ini, Anda dapat menyewa mobil di Bali, merencanakan tur Anda, dan juga mengunjungi pura-pura terdekat lainnya seperti Goa Gajah, Gunung Kawi, Candi Tebing Jukut Paku, dan Tirta Empul di Tampaksiring, sehingga memberikan pengalaman wisata spiritual yang menyenangkan.

Setelah tiba di area parkir, pengunjung harus menuruni beberapa anak tangga untuk mencapai lokasi. Di sana, mereka akan menemukan kolam dengan air yang jernih, yang berasal dari tebing dan celah-celah akar. Udara yang sejuk, pemandangan alam yang indah dan menawan memberikan kesan dan nuansa yang berbeda saat berlibur di Bali. Untuk sampai ke pelataran utama Pura Mengening, pengunjung perlu mendaki beberapa puluh tangga lagi karena letaknya berada di bagian atas.

Seperti halnya pura-pura di Bali secara umum, Pura Mengening terbagi menjadi tiga bagian (Tri Mandala). Bagian Nista Mandala memiliki taman-taman yang indah dan teratur, sumber mata air, serta lima pancoran yang digunakan untuk air suci dan tempat penyucian Ida Batara. Bagian Madya Mandala berisi beberapa bangunan seperti Bale Kulkul, Bale Gong, Bale Pegat, dan Bale Pegambahan.

Sedangkan di bagian paling utama, atau yang disebut Utama Mandala, terdapat beberapa gedung suci yang menjadi pelinggih Batara Tirta Empul, Gunung Kawi, dan Batara Siwa. Di antaranya terdapat Gedong Limas, Bale Paselang, Bale Saka Ulu, Bale Penganteb, dan Pecanangan. Di dalam kompleks pura, terdapat juga Meru Tumpang Tiga yang dulunya menjadi tempat ditemukannya arca Lingga-Yoni. Pada hari raya tertentu, banyak umat Hindu yang datang ke pura ini untuk melukat, yaitu membersihkan diri dari kotoran spiritual (mala). Piodalan di Pura Mengening diadakan pada Hari Raya Soma Ribek (Soma Pon Sinta).

Seperti kebanyakan pura kahyangan jagat di Bali, Pura Mengening juga terletak di lokasi terpencil, menawarkan pemandangan alam yang masih alami. Dengan sejarah dan kekunoannya, pura ini sering dijadikan objek wisata oleh para wisatawan selama perjalanan mereka.

Alamat Lengkap Akses Lokasi Rute

Alamat lengkap dan akses lokasi Pura Mengening adalah sebagai berikut:

Pura Mengening Jalan Tirta No.25M, Sareseda, Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552

Lokasinya mudah ditemukan karena dekat dengan objek wisata populer di Bali, yaitu Tirta Empul. Jaraknya sekitar 35 kilometer dari kota Denpasar, dengan perkiraan waktu perjalanan sekitar 60 menit menggunakan kendaraan bermotor.

Terdapat dua pilihan untuk mencapai lokasi ini, yaitu menggunakan kendaraan pribadi atau memilih paket tur Bali. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat mengambil arah ke Pasar Tampaksiring. Lanjutkan perjalanan ke arah utara sekitar 800 meter atau setelah Anda menemukan sebuah patung.

Dengan mengikuti petunjuk ini, Anda akan sampai di Pura Mengening dengan mudah dan nyaman. Nikmati perjalanan Anda dan nikmati keindahan serta kedamaian yang ditawarkan oleh tempat ini.

Untuk mencapai Pura Mengening, berikut adalah rute akses yang disarankan:

  1. Jika Anda berada di Kota Denpasar, Anda dapat memulai perjalanan dari sana.
  2. Ikuti jalan menuju arah timur menuju Jalan By Pass Ngurah Rai.
  3. Lanjutkan perjalanan di Jalan By Pass Ngurah Rai hingga mencapai pertigaan T-junction.
  4. Di pertigaan tersebut, ambil jalur kanan menuju Jalan Tirta Empul, Tampaksiring.
  5. Ikuti Jalan Tirta Empul dan teruslah melanjutkan perjalanan sekitar 60 menit.
  6. Setelah melewati objek wisata Tirta Empul, perhatikan tanda-tanda petunjuk menuju Pura Mengening.
  7. Ikuti petunjuk arah tersebut hingga Anda sampai di alamat lengkap Pura Mengening.

Sebaiknya Anda menggunakan peta atau navigasi GPS untuk memastikan Anda mengikuti rute dengan benar dan tidak tersesat. Jika perlu, Anda juga dapat menggunakan jasa sewa mobil di Bali untuk memudahkan perjalanan Anda.

Tiket Masuk

Berikut adalah informasi harga tiket masuk Pura Mengening di Gianyar:

  • Tiket Masuk Dewasa: Rp10.000 per orang
  • Tiket Masuk Anak: Rp5.000 per orang
  • Parkir Sepeda Motor: Rp3.000 per motor
  • Parkir Mobil: Rp5.000 per mobil

Selain harga tiket masuk, perlu diingat bahwa biaya parkir kendaraan tidak termasuk dalam tiket masuk. Pastikan untuk menyediakan biaya tambahan untuk membayar parkir kendaraan jika Anda mengunjungi pura ini menggunakan kendaraan pribadi.

Dengan harga tiket masuk yang terjangkau, Anda dapat mengalokasikan sisa anggaran liburan Anda untuk berbagai kegiatan menyenangkan seperti menginap di hotel mewah dengan harga terjangkau, menjelajahi wisata kuliner di sekitar Gianyar, mengunjungi objek wisata populer, atau berbelanja di butik terdekat. Gianyar memiliki banyak pilihan butik di sekitar area pura.

Selain itu, Anda juga dapat menikmati wisata kuliner di tempat-tempat makan legendaris dan terkenal di sekitar Gianyar. Terdapat banyak tempat makan yang menarik untuk dikunjungi di Gianyar yang dapat menjadi pilihan selama perjalanan Anda.

Jam buka Pura Mengening adalah dari jam 09.00 hingga jam 17.00 WITA. Selain mengunjungi Pura Mengening, Anda juga dapat memanfaatkan waktu sore hingga malam untuk mengeksplorasi kegiatan wisata kuliner di pusat-pusat wisata kuliner murah yang sedang populer di wilayah Gianyar.

Fasilitas

Meskipun Pura Mengening Tampaksiring lebih fokus sebagai tempat ibadah, namun fasilitas yang memadai juga disediakan untuk kenyamanan pengunjung. Lokasi parkir yang luas dengan atap tertutup membantu melindungi kendaraan dari sinar matahari yang panas, sehingga pengunjung dapat meninggalkan kendaraan dengan tenang.

Area Parkir Kendaraan: Pura Mengening menyediakan area parkir kendaraan dengan lahan yang luas, sehingga pengunjung dapat dengan nyaman memarkir kendaraannya saat mengunjungi pura.

Adanya toilet juga menjadi fasilitas penting, terutama bagi pengunjung yang ingin mengganti pakaian setelah berendam di kolam suci. Fasilitas ini memungkinkan pengunjung untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan selama berada di Pura Mengening.

Warung makan yang tersedia di lokasi merupakan solusi yang baik bagi pengunjung yang merasa lapar setelah menjelajahi pura. Anda dapat menikmati hidangan khas Bali atau makanan ringan yang tersedia di warung tersebut.

Gazebo yang tersebar di beberapa titik juga merupakan tambahan fasilitas yang mengundang untuk bersantai. Pengunjung dapat duduk dan menikmati suasana sekitar sambil beristirahat setelah menjalani aktivitas yang seru di pura.

Adanya pusat informasi di Pura Mengening juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam mengenai sejarah dan keunikan pura ini. Pusat informasi ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi mereka yang ingin mengeksplorasi lebih jauh tentang warisan budaya dan keagamaan Bali.

Dengan adanya fasilitas yang disediakan, pengunjung dapat merasa nyaman dan terbantu selama mengunjungi Pura Mengening. Fasilitas ini menambah nilai tambah bagi pengalaman wisata yang lebih menyenangkan dan memudahkan pengunjung dalam menikmati keunikan pura ini.

Sejarah

Pura Mengening memiliki sejarah yang cukup kuno. Meskipun belum ada konsensus tentang tahun pasti pembangunannya, Pura ini diyakini telah ada sejak abad ke-11. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Pura Mengening didirikan pada masa pemerintahan Raja Masula-Masuli yang berpusat di Pejeng.

Meskipun usianya sangat tua, Pura Mengening masih terlihat kokoh dan terawat. Ukiran yang ada di dinding Pura merupakan bukti keberadaan pura ini sejak zaman dahulu. Karena nilai sejarahnya yang tinggi, Pemerintah setempat telah menjadikannya sebagai salah satu cagar budaya yang dilindungi di Bali.

Penting untuk terus melestarikan dan menjaga keaslian Pura Mengening sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga di Bali.

Pura Mengening memiliki sejarah yang kaya dan bermula dari masa pemerintahan Raja Marakata pada tahun 1022 Masehi. Pura Mengening pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda yang bernama Willem Frederik Stutterheim pada periode tahun 1925-1927. Stutterheim melakukan penelitian dan ekskavasi di situs tersebut, yang mengungkapkan sejarah dan artefak yang terkait dengan pura tersebut. Penemuan ini memberikan kontribusi penting dalam pemahaman kita tentang sejarah dan warisan budaya Bali. Sejarawan A.J Bernet Kempers kemudian mencatat pada tahun 1980 bahwa Pura Mengening adalah sebuah mata air jernih yang digunakan untuk membersihkan dan memandikan keris. Nama “Mengening” sendiri berasal dari kata dalam bahasa Bali yang berarti “air jernih”.

Di Pura Mengening juga terdapat replika monumen bergaya Jawa yang disebut Candi Mengening. Candi ini terbuat dari tumbukan balok-balok batu dan memiliki bagian dalam yang tidak dapat diakses. Dalam penelitian, ditemukan lingga dan yoni asli di candi ini.

Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 1985, Destinasi Pura Mengening sekarang dijadikan salah satu situs cagar budaya di Gianyar. Pemilihan ini dilakukan setelah penemuan gundukan seperti bukit di area Pura Mengening. Dengan status sebagai situs cagar budaya, pura ini mendapatkan perlindungan dan perhatian khusus untuk menjaga keaslian dan kelestariannya. Sejarah Pura Mengening menambah nilai historis dan keunikan tempat ini, menjadikannya tujuan yang menarik bagi wisatawan dan pengunjung yang ingin menjelajahi warisan budaya dan arkeologi Bali.

Mitos Legenda Misteri

Setiap pura memiliki keunikan dan kisahnya sendiri yang membuatnya istimewa. Mitos dan cerita yang diwariskan dari nenek dan kakek Anda menambah daya tarik dan misteri seputar Pura Mengening Yehtengah.

Terkait dengan lubang di dekat telaga Pura Mengening Yehtengah yang dikatakan dapat tembus ke Tampaksiring, hal tersebut mungkin masih menjadi misteri yang belum terbukti kebenarannya. Kisah-kisah seperti ini menjadi bagian dari kepercayaan dan warisan budaya yang menarik untuk dipelajari dan dijaga.

Tentu saja, setiap orang memiliki pengalaman dan perspektif yang berbeda terkait dengan mitos dan cerita-cerita seputar pura tersebut. Meskipun ada perbedaan dalam cerita dan keyakinan, hal itu mencerminkan keragaman dan kekayaan budaya di Bali.

Teruslah menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga seperti Pura Mengening, baik di Tampaksiring maupun di Yehtengah. Semoga cerita dan keindahan pura ini dapat terus dijaga dan diapresiasi oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

Tempat “Melukat”

Melukat merupakan tradisi keagamaan di Bali yang melibatkan pembersihan spiritual melalui penyucian dengan air suci. Pura Mengening Yehtengah memberikan tempat yang khusus untuk melukat dan mencari kesucian.

Pada Pura Mengening Yehtengah, terdapat Pancoran Pancatirta dan Sadtirta yang digunakan untuk membasuh muka, membersihkan diri, serta melaksanakan ppacara yadnya (upacara keagamaan) di pura tersebut. Terdapat juga tirta sudamala yang berada di belakang bale gong dan perantenan, memberikan nuansa yang khusyuk bagi para pengunjung.

Piodalan (upacara tahunan) biasanya dilaksanakan pada Saniscara Kliwon, Watugunung (Hari Raya Saraswati). Pura ini juga mengikuti struktur Tri Mandala yang terdiri dari Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala.

Dengan perbaikan akses dan peningkatan fasilitas, semakin banyak warga yang melakukan melukat atau melebur mala di tempat tersebut. Bahkan, warga dari luar daerah juga datang untuk melukat atau mencari pengobatan non-medis melalui nunas tirta di Pura Mengening.

Praktik melukat menjadi salah satu cara bagi masyarakat Bali untuk memperkuat spiritualitas dan mencari penyucian diri. Semoga warisan budaya dan kearifan lokal seperti ini terus dijaga dan dilestarikan agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Larangan Dan Aturan

Pura Mengening memiliki latar belakang sejarah yang menarik, terkait dengan masa pemerintahan Raja Marakata pada tahun 1022 Masehi. Penemuan oleh arkeolog Belanda, Willem Frederik Stutterheim, pada tahun 1925-1927 juga menambah keberartian pura ini. Keberadaan mata air jernih yang digunakan untuk membersihkan dan memandikan keris menjadi asal mula nama “Mengening” yang berarti “air jernih”.

Selain itu, adanya replika monumen bergaya Jawa yang disebut Candi Mengening menambah nilai historis Pura Mengening. Meskipun bagian dalam candi tidak dapat diakses, ditemukan lingga dan yoni asli yang menunjukkan keberadaan situs ini sejak zaman dahulu.

Dengan statusnya sebagai situs cagar budaya, Pura Mengening dijaga dan dilestarikan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Pengunjung dapat mempelajari sejarah dan keunikan Pura Mengening, serta menikmati keindahan alam dan suasana hening yang dimilikinya.

Sebagai tempat ibadah dan situs cagar budaya, Pura Mengening memiliki beberapa larangan dan aturan yang perlu diikuti oleh pengunjung. Berikut adalah beberapa larangan umum dan aturan yang berlaku:

  1. Menghormati Tempat Suci: Pura Mengening adalah tempat ibadah bagi umat Hindu, oleh karena itu penting untuk menghormati tempat suci ini. Jangan melakukan tindakan yang mengganggu ketenangan dan kesakralan tempat ini.
  2. Berpakaian Tepat: Pengunjung diharapkan untuk mengenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan aturan adat dan kebiasaan setempat. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu terbuka atau mencolok.
  3. Tidak Merokok atau Minum Alkohol: Pura Mengening adalah tempat suci, sehingga merokok dan minum alkohol tidak diperbolehkan di dalam area pura.
  4. Menghormati Ritual dan Upacara: Jika saat kunjungan Anda menemui sedang berlangsungnya ritual atau upacara keagamaan, harap menghormati dan tidak mengganggu jalannya prosesi tersebut.
  5. Menghormati Artefak dan Struktur: Jangan merusak atau menyentuh artefak, patung, atau struktur pura. Jagalah kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar pura.
  6. Menghormati Para Pengunjung Lain: Jaga sopan santun dan menghormati pengunjung lain yang sedang beribadah atau berkunjung ke pura.
  7. Mematuhi Petunjuk dan Panduan: Ikuti petunjuk dan panduan yang diberikan oleh petugas atau pengelola pura. Ini termasuk mengikuti jalur yang ditentukan dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Penting untuk diingat bahwa aturan dan larangan dapat berbeda-beda di setiap pura atau tempat suci. Sebaiknya selalu menjaga sikap yang sopan dan menghormati kepercayaan dan budaya setempat saat berkunjung atau tempat suci lainnya.

Aktivitas

Bali memang terkenal dengan kekayaan budaya dan agama Hindu yang khas. Pura merupakan tempat ibadah utama bagi umat Hindu di Bali, tetapi juga memiliki daya tarik lebih dari sekadar tempat ibadah. Pura-pura di Bali sering kali memiliki desain yang menarik dan memiliki keunikan tersendiri.

Pura Mengening adalah salah satu pura yang memiliki keunikan dan menarik perhatian pengunjung. Meskipun awalnya hanya sebagai tempat pemujaan, namun keberadaan sesuatu yang istimewa di Pura Mengening telah menarik minat banyak orang untuk berkunjung dan melihat hal-hal yang jarang ditemui di tempat lain.

Hal ini menunjukkan bahwa pura-pura di Bali tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memiliki nilai estetika dan keindahan arsitektur yang menarik minat wisatawan. Penggabungan antara kegiatan keagamaan dan keunikan budaya dalam pura-pura tersebut memberikan pengalaman yang unik bagi pengunjung dan memperkaya warisan budaya Bali secara keseluruhan.

Pura Mengening Tampaksiring memiliki kekayaan sejarah dan merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu. Namun, selain itu, pura ini juga menawarkan pesona alam yang memikat. Keindahan alam sekitar pura, dengan suasana yang sejuk dan asri, menambah daya tariknya sebagai objek wisata alam.

Pemandangan yang ditemui di sekitar Pura Mengening, seperti pepohonan yang rindang dan udara yang segar, menciptakan lingkungan yang menenangkan dan damai. Hal ini menjadikan pura ini tidak hanya menjadi tujuan wisata religi, tetapi juga menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan mencari kedamaian.

Dengan kombinasi kekayaan sejarah, nilai religius, dan keindahan alamnya, Pura Mengening Tampaksiring menjadi destinasi wisata yang menarik dan mempunyai daya tarik yang beragam bagi pengunjung dari berbagai latar belakang.

Beribadah Bagi Umat Agama Hindu

Sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu, Pura Mengening Tampaksiring memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin beribadah. Bagi pengunjung yang beragama Hindu, pura ini menjadi tempat yang sakral dan penting untuk melaksanakan upacara keagamaan dan peribadatan.

Pada hari-hari tertentu, terutama saat perayaan agama seperti Hari Raya Nyepi, banyak umat Hindu yang datan untuk melaksanakan ritual ibadah. Kehadiran mereka mencerminkan penghormatan dan kecintaan mereka terhadap tempat suci ini.

Bagi pengunjung yang beragama Hindu, beribadah menjadi pengalaman spiritual yang berharga dan memperkuat ikatan dengan kepercayaan dan tradisi agama mereka. Penting untuk menghormati aturan dan tata tertib yang berlaku di pura ini serta menjaga kesakralan tempat tersebut.

Bagi wisatawan non-Hindu, meskipun tidak dapat beribadah secara langsung, tetap penting untuk menghormati tempat suci ini dan menjaga ketenangan serta kesakralan lingkungan sekitarnya saat mengunjungi Pura Mengening.

Berkeliling Menikmati Keunikannya

Berkeliling lokasi Pura Mengening adalah kegiatan yang menarik untuk menikmati keunikannya. Mengingat kontur tanah yang tidak mendatar, menjelajahi setiap bagian pura akan memberikan pengalaman yang berbeda dan memungkinkan pengunjung untuk melihat berbagai sudut yang menarik.

Dalam perjalanan berkeliling, Anda akan melewati berbagai pelataran yang dapat dijangkau melalui anak tangga yang disediakan. Pelataran utama yang berada di bagian paling atas menjadi pusat perhatian dengan deretan bangunan suci yang berfungsi sebagai pendukung aktivitas keagamaan. Setiap bangunan memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, sehingga melihat dan mempelajari sejarah dan makna di baliknya akan memberikan wawasan yang lebih dalam.

Selain bangunan dan arsitektur yang menarik, keberadaan pepohonan yang melimpah di sekitar lokasi memberikan kesan yang alami dan menyejukkan. Udara yang sejuk dan segar dari hutan di sekitarnya membuat pengalaman berkeliling semakin nyaman dan menyenangkan. Anda dapat menikmati keindahan alam sekitar sambil mengeksplorasi setiap sudut Pura Mengening.

Jadi, berkeliling tidak hanya memberikan kesempatan untuk menikmati keunikannya, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar sejarah, menikmati keindahan alam, dan merasakan kedamaian yang tersimpan di tempat ini.

Mandi di Kolam Suci

Tempat Melukat di Pura Mengening Tampaksiring
Tempat Melukat di Pura Mengening Tampaksiring

Mandi di kolam suci Pura Mengening merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh pengunjung. Kolam ini digunakan sebagai sarana pembersihan diri dan penyucian jiwa bagi mereka yang ingin mengikuti ritual keagamaan atau mencari kedamaian.

Air kolam suci Pura Mengening terkenal akan kejernihannya. Sumber airnya berasal dari mata air yang terletak di batuan tebing dan sela-sela akar pepohonan di sekitar lokasi. Ada lima pancuran yang mengalirkan air ke kolam, dan menurut kepercayaan setempat, air di kolam tidak pernah kering atau surut.

Meskipun kolam tidak terlalu luas, namun dapat menampung banyak pengunjung yang ingin berendam atau melakukan aktivitas pembersihan diri secara rohani. Meski airnya terkadang agak dingin, kebersihan dan kesegarannya membuat pengunjung merasa nyaman dan betah berendam di kolam ini.

Aktivitas mandi di kolam suci Pura Mengening memiliki makna spiritual dan diharapkan dapat membawa kesucian dan keberkahan bagi mereka yang melakukannya. Bagi pengunjung yang tertarik untuk merasakan pengalaman ini, penting untuk menghormati aturan dan tata tertib yang berlaku serta menjaga kebersihan kolam dan lingkungan sekitar.

Mandi di kolam suci Pura Mengening memberikan pengalaman yang unik dan memberikan kesempatan untuk merenung, memulihkan pikiran, dan mendapatkan ketenangan jiwa di tengah keindahan alam dan kekhusukan tempat ini.

Spot Foto

Aktivitas hunting foto memang menjadi favorit bagi banyak pengunjung saat berkunjung ke Pura Mengening. Meskipun spot foto di pura ini tidak terlalu banyak, namun kolam pemandian suci menjadi salah satu spot utama yang menarik untuk diabadikan.

Kolam pemandian suci dengan air jernih dan suasana sekitarnya yang tenang dan alami menyediakan latar belakang yang indah untuk mengambil foto. Anda dapat mengabadikan momen saat pengunjung berendam atau saat sinar matahari memancar melalui daun-daun pepohonan yang rindang.

Selain kolam pemandian suci, Anda juga dapat mengambil foto-foto di sekitar bangunan pura yang memiliki arsitektur khas Bali. Anda dapat menjelajahi area sekitar pura dan menemukan sudut-sudut menarik untuk mengambil foto yang artistik.

Pastikan untuk menghormati tempat suci dan aturan yang berlaku saat melakukan aktivitas hunting foto. Jaga kebersihan lingkungan, hindari merusak atau mengganggu kegiatan ibadah, dan tetap menjaga sopan santun selama mengambil foto.

Dengan keindahan alam dan atmosfer yang hening, Pura Mengening menyediakan kesempatan yang baik untuk menghasilkan foto-foto yang indah dan bermakna. Jadi, jangan lupa untuk membawa kamera atau ponsel cerdas Anda dan mengeksplorasi spot-spot menarik di pura ini untuk mendapatkan hasil foto yang memukau.

Keunikan Daya Tarik

Bali memang terkenal dengan julukan “Pulau Seribu Pura” karena banyaknya pura yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya adalah Pura Mengening di Tampaksiring, yang memiliki daya tarik dan ciri khasnya sendiri. Selain sebagai tempat ibadah, pura ini juga menjadi objek wisata yang menarik. Meskipun sebagian pengunjung datang untuk menikmati keunikan dan eksotisme pura ini, tetap dihormati sebagai tempat suci bagi umat Hindu.

Pura Mengening di Gianyar menjadi salah satu cagar budaya yang diakui oleh pemerintah setempat karena keunikan yang dimilikinya. Nama “Mengening” berasal dari kata yang berarti “Menuju Kesucian,” mengacu pada tempat pemandian yang ada di dalam pura. Selain menjadi tempat wisata, pura ini juga digunakan untuk upacara Melukat, sebuah upacara pembersihan spiritual.

Lokasi pura yang berada di ketinggian memberikan suasana sejuk dan asri, dengan pepohonan yang menghiasi sekitarnya. Ini menambah daya tarik dan pesona pura bagi pengunjung yang datang. Dengan keunikan dan peranannya sebagai tempat ibadah dan objek wisata, Pura Mengening menjadi salah satu tujuan yang menarik untuk dikunjungi di Bali.

Suasana Tenang

Salah satu daya tarik utama Pura Mengening yang menjadi alasan bagi para wisatawan untuk mengunjunginya adalah lingkungannya yang damai dan hening. Lokasinya yang jauh dari keramaian perkotaan menciptakan suasana yang tenang dan damai. Udara di sekitar pura ini juga sejuk, mirip dengan udara pegunungan. Keasrian alam juga terasa karena masih banyak pohon yang tumbuh rindang di sekitar pura.

Bagi mereka yang mencari kedamaian dan ketenangan hati, mengunjungi objek wisata religi dan alam seperti Pura Mengening adalah pilihan yang tepat. Meskipun waktu tempuh untuk mencapai pura ini cukup jauh, namun itu sebanding dengan pengalaman dan kepuasan yang akan didapatkan nantinya.

Palemahan dengan Konsep Tri Mandala

Pura Mengening mengikuti konsep Palemahan dengan Tri Mandala seperti kebanyakan pura di Bali. Pura ini terbagi menjadi tiga bagian utama sesuai dengan namanya. Berikut adalah penjelasan tentang setiap bagian tersebut:

  1. Nista Mandala: Bagian pertama disebut Nista Mandala dan didesain sebagai taman yang indah. Di area ini terdapat kolam dengan air yang segar yang berasal dari sumber mata air. Pengunjung dapat menikmati keindahan taman ini dan merasakan ketenangan di sekitar kolam.
  2. Madya Mandala: Bagian kedua disebut Madya Mandala dan merupakan zona yang berisi berbagai bangunan suci dan aktivitas pendukung. Beberapa bangunan yang menonjol di bagian ini antara lain Bale Kulkul, Bale Gong, dan Bale Pegat, yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Meskipun Anda bukan pemeluk agama Hindu, Anda diperbolehkan untuk mengunjungi zona ini dan mengagumi arsitektur serta keindahan bangunan-bangunan tersebut.
  3. Utama Mandala: Bagian terakhir adalah Utama Mandala. Di zona ini juga terdapat beberapa bangunan dengan fungsi serupa dengan Madya Mandala. Beberapa bangunan yang termasuk dalam Utama Mandala adalah Gedong Limas, Bale Paselang, Bale Saka Ulu, dan Meru Tumpang Tiga. Bangunan-bangunan ini memiliki nilai keagamaan dan keindahan yang tinggi.

Dengan konsep Tri Mandala ini, Pura Mengening memiliki struktur yang terorganisir dengan baik dan memperlihatkan kekayaan arsitektur dan keindahan budaya Bali. Pengunjung dapat menjelajahi dan menghargai setiap bagian dari pura ini, sambil merasakan atmosfer keramat dan spiritual yang ada di sekelilingnya.

Kolam Pemandian Suci

Pura Mengening, Tujuan Wisata Spiritual di Gianyar
Pura Mengening, Tujuan Wisata Spiritual di Gianyar

Di dalam Pura Mengening Tampaksiring, terdapat kolam pemandian suci yang menjadi salah satu daya tarik utama. Kolam ini memiliki peran penting dalam upacara Melukat, yang merupakan ritual pembersihan diri secara rohani. Pengunjung yang ingin merasakan pengalaman unik ini dapat memasuki kolam pemandian suci.

Kolam pemandian suci ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu kolam untuk wanita dan kolam untuk pria. Kedua kolam ini dipisahkan sesuai dengan jenis kelamin. Sebelum memasuki kolam, pengunjung harus menuruni anak tangga terlebih dahulu. Disarankan bagi pengunjung untuk menggunakan kain atau kamen (sarung) sebagai penghormatan terhadap keberadaan suci dan spiritualitas dalam pura ini.

Dengan berendam atau mencuci diri di kolam pemandian suci ini, pengunjung dapat mengikuti jejak para pemeluk agama Hindu dalam membersihkan diri secara rohani. Pengalaman ini dapat memberikan kesan yang mendalam dan menghadirkan suasana yang sakral bagi pengunjung. Jadi, mengunjungi kolam pemandian suci di Pura Mengening merupakan salah satu pengalaman yang unik dan spiritual di tengah keindahan pura tersebut.

Arsitektur yang Indah

Arsitektur Pura Mengening memang sangat indah dan menarik. Dengan tiga bagian atau tri mandala yang khas dalam arsitektur pura Bali, yaitu nista mandala, madya mandala, dan utama mandala, Pura Mengening menampilkan keindahan dan keunikan dalam desainnya.

Nista mandala merupakan bagian terluar pura yang berfungsi sebagai area umum dan tempat pengunjung memasuki kompleks pura. Di bagian ini, pengunjung akan menemukan taman yang tertata rapi dan pancoran yang digunakan untuk air suci.

Madya mandala merupakan bagian tengah pura yang berisi bale gong, pancoran Sudamala, dan perantenan. Bale gong adalah paviliun terbuka yang biasanya digunakan untuk upacara dan pertunjukan seni. Pancoran Sudamala merupakan sumber air suci yang penting dalam ritual keagamaan. Perantenan adalah area tempat para pendeta dan petugas pura melakukan persiapan ritual.

Utama mandala merupakan bagian paling suci dan terdalam dari pura. Di bagian ini terdapat paruman pelinggih Ida Betara dan Pura Taman di dekat telaga. Paruman pelinggih adalah tempat suci yang didedikasikan untuk penghormatan kepada dewa-dewa. Pura Taman merupakan bangunan kecil yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan persembahan dan bermeditasi.

Selain desain arsitektur yang indah, Pura Mengening juga terkenal dengan ukiran-ukiran kuno yang menghiasi pura. Banyak wisatawan yang memanfaatkan keindahan dan keunikan ukiran tersebut sebagai latar belakang untuk berfoto. Hal ini menambah daya tarik pura ini sebagai destinasi wisata yang populer di Gianyar.

Nista Mandala

Nista Mandala adalah bagian dari Pura yang merupakan area terendah dan paling luar dari tiga bagian (Tri Mandala) dalam arsitektur pura Bali. Di Nista Mandala Pura, Anda akan menemukan berbagai fasilitas dan tempat suci yang berkaitan dengan penyucian dan pengambilan tirtha (air suci) oleh masyarakat.

Salah satu daya tarik utama di Nista Mandala adalah taman yang menjadi tempat penyucian Ida Batara (dewa-dewa) dalam upacara keagamaan. Taman ini dirawat dengan baik dan memberikan suasana yang tenang dan indah bagi pengunjung.

Selain itu, di beberapa tempat di Nista Mandala, terdapat tirtha-tirtha yang biasa diambil oleh masyarakat untuk keperluan spiritual dan upacara adat. Tirtha-tirtha tersebut memiliki nama-nama seperti tirtha Keben, tirtha Melela, tirtha Megelung, tirtha Sudamala, tirtha Tunggang, tirtha Soka, dan tirtha Telaga Waja.

Tirtha-tirtha ini dianggap suci dan dipercaya memiliki kekuatan penyucian serta memberikan energi positif bagi mereka yang mengambilnya. Masyarakat setempat sering menggunakan tirtha ini dalam upacara adat, ritual penyucian, atau sebagai obat tradisional bagi yang memiliki penyakit nonmedis.

Pengunjung yang ingin mengambil tirtha atau melakukan penyucian di Nista Mandala Pura sebaiknya mematuhi aturan dan tata cara yang berlaku. Penting untuk menghormati tempat suci ini dan menjaga kebersihan serta kerapihan area sekitarnya.

Nista Mandala merupakan bagian penting dari kompleks Pura yang memberikan pengalaman spiritual dan keagamaan bagi pengunjung. Dengan mengunjungi Nista Mandala, Anda dapat merasakan kedamaian, mengamati proses penyucian, dan mempelajari lebih lanjut tentang tradisi dan budaya Bali yang kaya.

Madya Mandala

Madya Mandala adalah bagian tengah dari kompleks Pura yang merupakan area tempat aktivitas utama umat Hindu. Di Madya Mandala, pengunjung akan menemukan beberapa bangunan dan struktur penting yang memiliki peran dalam upacara keagamaan dan kegiatan sosial.

Berikut adalah beberapa bangunan yang biasanya ada di Madya Mandala:

  1. Bale Kulkul: Bale Kulkul adalah menara atau bangunan berbentuk menara yang di dalamnya terdapat kulkul, yaitu alat komunikasi tradisional Bali yang terbuat dari kayu. Kulkul digunakan untuk memberikan pengumuman dan sinyal penting kepada umat Hindu dalam rangka upacara keagamaan atau peristiwa khusus. Bale Kulkul juga menjadi simbol penting dalam tata ruang pura.
  2. Bale Pegambahan: Bale Pegambahan adalah sebuah bangunan atau paviliun terbuka yang digunakan untuk pertemuan dan musyawarah umat Hindu. Di sini, umat Hindu bisa berkumpul untuk berdiskusi, mengadakan rapat, atau menyelenggarakan pertemuan sosial. Bale Pegambahan memiliki fungsi penting dalam menjaga dan memperkuat hubungan sosial serta kebersamaan di antara umat Hindu.
  3. Bale Gong: Bale Gong adalah paviliun atau bangunan kecil yang di dalamnya terdapat gong, instrumen musik tradisional Bali. Gong digunakan dalam upacara keagamaan untuk memberikan sinyal dan irama musik yang penting. Bale Gong sering digunakan untuk pertunjukan gamelan dan tarian tradisional Bali.
  4. Bale Pegat: Bale Pegat adalah bangunan atau paviliun yang digunakan untuk tempat persembahyangan atau tempat menyimpan prasasti atau benda-benda suci lainnya. Di sini, umat Hindu dapat berdoa, bersembahyang, atau melakukan upacara keagamaan. Bale Pegat sering dihiasi dengan ukiran indah dan menjadi tempat yang suci dan sakral.

Madya Mandala adalah area yang penting dalam tata ruang pura Bali, di mana umat Hindu dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Bangunan-bangunan yang ada di Madya Mandala memiliki nilai sejarah, seni, dan keagamaan yang tinggi, serta memberikan pengunjung kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang kehidupan agama Hindu di Bali.

Utama Mandala

Utama Mandala merupakan bagian paling suci dan sakral dari kompleks Pura. Area ini digunakan untuk melaksanakan upacara ibadah dan persembahyangan oleh umat Hindu. Di dalam Utama Mandala, terdapat beberapa pelinggih atau tempat suci yang memiliki makna dan fungsi penting dalam praktik keagamaan.

Berikut adalah beberapa pelinggih yang biasanya terdapat di Utama Mandala:

  1. Pelinggih Batara Gunung Kawi: Pelinggih ini didedikasikan kepada Batara Gunung Kawi, yang merupakan salah satu dewa atau manifestasi Tuhan dalam agama Hindu. Pelinggih ini umumnya didirikan untuk menghormati dan memuja dewa tersebut.
  2. Gedong Meru Tumpang Tiga Istana Ida Batara Prasada Agung: Ini adalah bangunan yang memiliki arsitektur khas dengan atap bertingkat tiga yang saling bertumpuk. Gedong Meru Tumpang Tiga biasanya dipersembahkan untuk dewa tertinggi, seperti Sang Hyang Widhi Wasa atau dewa-dewa utama dalam agama Hindu.
  3. Pelinggih Batara Tirta Empul: Pelinggih ini dikhususkan untuk menghormati Batara Tirta Empul, yang merupakan dewa air suci. Air suci dari Pura Tirta Empul mengalir melalui saluran ke pelinggih ini dan dianggap memiliki kekuatan penyembuhan dan penyucian.
  4. Pemaruman: Pemaruman adalah kolam suci tempat penyucian dan pembersihan diri sebelum melaksanakan upacara atau persembahyangan. Kolam ini dianggap memiliki energi suci dan dihormati sebagai tempat untuk mendapatkan kesucian spiritual.
  5. Gedong Limas, Bale Saka Ulu, Bale Paselang, Bale Pecanangan: Ini adalah bangunan atau paviliun yang digunakan sebagai tempat penyimpanan persembahan, alat-alat keagamaan, atau tempat persiapan dalam pelaksanaan upacara.
  6. Pelinggih Batara Siwa: Pelinggih ini dipersembahkan untuk memuja Batara Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu. Batara Siwa dianggap sebagai dewa pemujaan, pemusnahan, dan kekuatan kosmik.

Pada Utama Mandala, umat Hindu melakukan persembahyangan dan berdoa kepada dewa-dewa yang diwakili oleh pelinggih-pelinggih tersebut. Tempat-tempat suci ini mengandung nilai keagamaan, sejarah, dan seni yang tinggi, serta mencerminkan kehidupan spiritual dan kepercayaan umat Hindu di Bali.

Siapa yang Membangun Pura Mengening?

Mengenai keberadaan Pura Mengening sejak pemerintahan Raja Masula-Masuli masih bersifat legenda dan belum terverifikasi secara historis. Pura Mengening tidak memiliki catatan sejarah yang jelas mengenai pembangunannya. Dalam beberapa kasus di Bali, pura-pura yang sudah ada sejak zaman kuno diwariskan secara turun-temurun dan tidak diketahui pasti siapa yang membangunnya.

Dalam konteks pura-pura di Bali, konstruksi dan perawatan pura biasanya menjadi tanggung jawab masyarakat setempat dan kelompok adat. Bangunan pura juga sering mengalami renovasi dan pemugaran dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, beberapa pura telah mengalami perubahan dan perluasan seiring dengan perkembangan waktu.

Meskipun tidak diketahui siapa yang secara langsung membangun Pura Mengening, pura ini tetap dihormati dan dianggap sebagai situs suci yang penting bagi umat Hindu di Bali. Pura tersebut merupakan bagian integral dari warisan budaya dan spiritual Bali yang kaya.

Penginapan Hotel Dekat

Berikut beberapa hotel yang dekat dengan Pura Mengening di Gianyar, Bali:

  1. Aksari Resort Ubud by Ini Vie Hospitality Lokasi: Tegallalang, Gianyar Peringkat: 4.6/5 Harga: Mulai dari IDR 3.500.558 per kamar per malam
  2. Alam Sembuwuk Resort Lokasi: Tampaksiring, Gianyar Peringkat: 4.0/5 Harga: Mulai dari IDR 289.000 per kamar per malam
  3. Dedary Resort Ubud by Ini Vie Hospitality Lokasi: Tegallalang, Gianyar Peringkat: 4.5/5 Harga: Mulai dari IDR 1.860.408 per kamar per malam
  4. Padma Resort Ubud Lokasi: Ubud, Gianyar Peringkat: 4.7/5 Harga: Mulai dari IDR 3.414.702 per kamar per malam
  5. Kayangan Villa Ubud Lokasi: Tegallalang, Gianyar Peringkat: 4.3/5 Harga: Mulai dari IDR 628.236 per kamar per malam
  6. Kuwarasan A Pramana Experience Lokasi: Tegallalang, Gianyar Peringkat: 4.7/5 Harga: Mulai dari IDR 2.340.389 per kamar per malam
  7. The Kayon Resort Lokasi: Ubud, Gianyar Peringkat: 4.5/5 Harga: Mulai dari IDR 2.637.782 per kamar per malam

Pastikan untuk memeriksa ketersediaan, fasilitas, dan harga yang terkini sebelum melakukan pemesanan.

Wisata Sekitar

Tampaksiring merupakan tempat yang kaya akan pura-pura yang menarik untuk dikunjungi. Di antaranya adalah:

Subak Pulagan

Subak Pulagan merupakan salah satu subak yang terletak di Tampaksiring, Gianyar, Bali. Subak Pulagan merupakan sistem irigasi tradisional yang merupakan bagian dari warisan budaya Bali. Subak Pulagan merupakan salah satu subak yang dapat dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik untuk mempelajari dan mengenal lebih dekat tentang sistem irigasi dan budaya pertanian di Bali.

Dalam kunjungan ke Subak Pulagan, Anda akan melihat pemandangan yang indah dengan sawah-sawah yang hijau dan terawat dengan baik. Subak Pulagan juga memiliki struktur dan sistem irigasi yang unik, yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat.

Selain menikmati keindahan alam dan sistem irigasi, Anda juga dapat berinteraksi dengan petani setempat dan mempelajari proses pertanian tradisional yang dilakukan di subak ini. Anda dapat melihat bagaimana petani mengatur aliran air untuk mengairi sawah-sawah mereka dan mendapatkan pengetahuan tentang tanaman padi dan metode pertanian yang digunakan.

Subak Pulagan juga merupakan tempat yang cocok untuk melakukan aktivitas trekking atau berjalan-jalan santai di sekitar area sawah. Anda dapat menikmati udara segar, pemandangan yang menenangkan, serta suasana pedesaan yang tenang.

Dalam kunjungan ke Subak Pulagan, disarankan untuk menghormati lingkungan dan budaya setempat. Jaga kebersihan, hindari merusak tanaman atau lingkungan sekitar, dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh pemandu atau petani setempat.

Subak Pulagan merupakan salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi di Tampaksiring, Gianyar, bagi wisatawan yang tertarik untuk memahami lebih dalam tentang sistem irigasi tradisional dan budaya pertanian di Bali.

Pura Gunung Kawi

Pura Gunung Kawi merupakan sebuah kompleks pura yang terletak di Desa Tampaksiring, Gianyar, Bali. Pura ini merupakan salah satu situs pura yang penting dan populer di Bali. Pura Gunung Kawi terkenal karena ukiran-ukiran batu yang indah dan menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin berfoto dengan latar belakang yang menakjubkan.

Untuk mencapai Pura Gunung Kawi, Anda dapat mengambil perjalanan sekitar 10 menit dari Tampaksiring. Pura Gunung Kawi terletak di lembah yang hijau dan dikelilingi oleh hamparan sawah dan pemandangan alam yang menakjubkan. Kompleks pura ini memiliki arsitektur yang megah dengan ukiran-ukiran batu yang menghiasi dinding-dindingnya.

Pura Gunung Kawi memiliki beberapa candi atau monumen yang merupakan peninggalan sejarah dari abad ke-11. Terdapat total sepuluh candi yang terukir dalam dinding tebing di sisi sungai. Candi-candi tersebut diyakini sebagai tempat pemakaman raja dan keluarganya. Ukiran-ukiran pada candi-candi tersebut sangat indah dan menjadi salah satu keistimewaan Pura Gunung Kawi.

Selain mengagumi keindahan ukiran batu, Anda juga dapat menjelajahi area sekitar pura yang mempesona. Anda dapat berjalan-jalan menyusuri jalan setapak yang melintasi sawah-sawah dan hutan-hutan kecil. Selama perjalanan, Anda akan menikmati udara segar dan pemandangan alam yang menenangkan.

Ketika mengunjungi Pura Gunung Kawi, penting untuk menghormati tempat suci dan budaya setempat. Memakai pakaian yang sopan, menghindari keributan, dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pengelola pura adalah hal-hal yang penting untuk diingat.

Pura Gunung Kawi menawarkan pengalaman yang unik bagi para pengunjung, baik dari segi keindahan arsitektur, ukiran batu, maupun pemandangan alam sekitarnya. Jika Anda ingin mengabadikan momen berfoto dengan latar belakang ukiran indah, Pura Gunung Kawi dapat menjadi pilihan yang tepat.

Pura Tirta Empul

Pura Tirta Empul adalah salah satu pura yang sangat terkenal dan populer di Bali. Pura ini terletak di Desa Manukaya, Tampaksiring, Gianyar, sekitar 3 menit berkendara dari Pura Mengening. Pura Tirta Empul memiliki makna penting bagi umat Hindu karena terkait dengan kegiatan melukat atau proses penyucian diri secara spiritual.

Pura Tirta Empul terkenal dengan kolam pemandiannya yang disebut dengan nama “Pancuran Tirta Empul”. Kolam ini dianggap suci oleh umat Hindu dan dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan dan kesucian. Banyak wisatawan dan peziarah yang datang ke pura ini untuk melukat atau membersihkan diri secara ritual di kolam pemandian.

Kolam pemandian Pura Tirta Empul terdiri dari beberapa sumber air yang mengalir melalui pancuran-pancuran kecil. Setiap pancuran memiliki fungsi dan makna tersendiri dalam ritual melukat. Pengunjung biasanya mengikuti langkah-langkah dan tata cara melukat yang sudah ditetapkan oleh para pendeta atau pemangku adat yang bertugas di pura ini.

Selain kolam pemandian, Pura Tirta Empul juga memiliki bangunan-bangunan suci lainnya, seperti paviliun dan kompleks pura yang indah. Anda dapat menjelajahi area pura ini, mengagumi arsitektur tradisional Bali, serta mengamati kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para peziarah atau umat Hindu setempat.

Ketika mengunjungi Pura Tirta Empul, penting untuk menghormati tempat suci dan mengikuti aturan yang berlaku. Memakai pakaian yang sopan dan menjaga ketenangan serta keheningan di sekitar kolam pemandian adalah hal-hal yang penting untuk diingat. Jika Anda ingin melukat, sebaiknya berkonsultasi atau mengikuti petunjuk dari para pendeta atau pemangku adat yang berada di pura.

Pura Tirta Empul menawarkan pengalaman spiritual dan keindahan budaya Bali yang unik. Bagi wisatawan yang tertarik dengan kegiatan melukat atau ingin merasakan suasana keagamaan yang khas, Pura Tirta Empul adalah tempat yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi.

Bali River Tubing

Bali River Tubing di Tukad Pakerisan adalah destinasi wisata yang menarik bagi para penggemar rekreasi air dan aktivitas ekstrem. Dari Pura Mengening, Anda hanya perlu menempuh perjalanan selama sekitar 40 menit untuk mencapai lokasi ini.

Bali River Tubing menawarkan berbagai kegiatan rekreasi air yang menyenangkan. Salah satunya adalah river tubing, di mana Anda akan mengarungi sungai dengan menggunakan ban pelampung. Aktivitas ini sangat populer di kalangan wisatawan yang mencari pengalaman petualangan yang unik dan mengasyikkan.

Selain river tubing, Anda juga dapat menikmati kegiatan watersport lainnya, seperti rafting atau arung jeram. Sungai Tukad Pakerisan menawarkan arus yang menantang, cocok untuk pengalaman rafting yang seru dan mendebarkan.

Selain itu, Anda juga dapat mencoba kegiatan mendaki atau trekking di sekitar area Tukad Pakerisan. Pemandangan alam yang indah dan udara segar akan menemani perjalanan Anda saat menelusuri jalur-jalur trekking yang tersedia.

Bali River Tubing dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti perlengkapan keselamatan, instruktur yang berpengalaman, dan area tempat istirahat. Hal ini akan memastikan keselamatan dan kenyamanan Anda saat berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi air di sini.

Pastikan untuk mematuhi aturan keselamatan yang ditetapkan oleh operator wisata dan mengikuti petunjuk dari instruktur yang ada. Selalu perhatikan keadaan cuaca dan kondisi sungai sebelum memutuskan untuk melakukan kegiatan di Bali River Tubing.

Bali River Tubing menawarkan pengalaman yang seru dan memuaskan bagi para pengunjung yang menyukai kegiatan rekreasi air dan petualangan. Jika Anda mencari aktivitas ekstrem yang menyenangkan di dekat Pura Mengening, Bali River Tubing bisa menjadi pilihan yang menarik untuk dikunjungi.

Setelah sampai di pelataran parkir, menuruni anak tangga yang panjang merupakan langkah awal untuk memasuki area pura. Di bagian bawah, Anda akan menemukan kolam dengan air yang jernih dan segar. Air tersebut berasal dari sumber air yang alami, mengalir melalui tebing dan sela-sela akar tumbuhan sekitar, memberikan pengalaman yang unik dan menyegarkan.

Dengan mengunjungi pura-pura yang berbeda di Tampaksiring, Anda akan dapat mengetahui perbedaan arsitektur, budaya, dan tradisi di setiap pura. Ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperluas pengetahuan Anda tentang agama Hindu dan budaya Bali serta menikmati keindahan alam sekitar pura-pura tersebut.

Tips

Berikut adalah beberapa tips yang mungkin berguna bagi Anda saat mengunjungi Pura Mengening atau destinasi wisata lainnya di Bali:

  1. Kenakan pakaian yang sopan: Karena Pura Mengening adalah tempat suci, penting untuk menghormati tradisi dan budaya Bali dengan mengenakan pakaian yang sopan. Hindari pakaian yang terlalu terbuka atau seronok.
  2. Bawa sarung atau selendang: Jika Anda tidak mengenakan pakaian yang sesuai, Anda dapat membawa sarung atau selendang untuk menutupi bagian tubuh yang perlu ditutup saat masuk ke area suci pura.
  3. Patuhi aturan dan tata tertib: Ikuti petunjuk dan aturan yang ada. Jaga ketenangan dan kesopanan selama berada di tempat suci ini.
  4. Jaga kebersihan: Gunakan tempat sampah yang disediakan dan hindari membuang sampah sembarangan. Bantu menjaga kebersihan dan keindahan dengan bertanggung jawab.
  5. Perhatikan waktu kunjungan: Pastikan Anda mengetahui jam buka dan tutup Pura Mengening. Usahakan datang pada jam-jam yang tepat agar Anda memiliki waktu yang cukup untuk menikmati kunjungan Anda.
  6. Perhatikan keamanan: Selalu prioritaskan keselamatan Anda. Ikuti petunjuk dari petugas atau pemandu wisata yang ada. Hindari perilaku yang berbahaya atau merusak keindahan tempat ini.
  7. Bawa perlengkapan yang diperlukan: Siapkan perlengkapan seperti air minum, kacamata hitam, topi atau payung untuk melindungi diri dari sinar matahari yang terik. Juga, pastikan Anda membawa kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen indah selama kunjungan.
  8. Hormati kegiatan keagamaan: Jika Anda mengunjungi Pura Mengening saat ada kegiatan keagamaan, hormatilah upacara tersebut dan hindari mengganggu proses ibadah yang sedang berlangsung.
  9. Jaga sopan santun: Bersikaplah sopan dan menghormati masyarakat setempat. Hormati privasi dan adat istiadat yang ada.
  10. Manfaatkan fasilitas yang ada: Gunakan fasilitas yang telah disediakan, seperti warung makan, toilet, dan tempat parkir dengan bijak. Pastikan Anda meninggalkan lingkungan Pura Mengening dalam kondisi baik setelah kunjungan Anda.

Semoga tips ini membantu Anda untuk mengunjungi Pura Mengening dan merasakan pengalaman yang berarti selama di Bali.

Kekurangan

Meskipun Pura Mengening memiliki daya tarik dan keindahan tersendiri, ada beberapa kekurangan yang mungkin perlu diperhatikan saat mengunjungi tempat ini:

  1. Aksesibilitas: Pura Mengening mungkin tidak mudah diakses bagi beberapa orang karena terletak di daerah pedesaan dan jalan menuju pura mungkin sempit atau berliku. Ini dapat menjadi tantangan bagi mereka yang memiliki masalah mobilitas atau menggunakan kursi roda.
  2. Informasi yang terbatas: Informasi tentang sejarah dan budaya Pura Mengening mungkin terbatas atau sulit ditemukan. Jika Anda tertarik dengan aspek sejarah atau religius dari pura ini, mungkin sulit untuk mendapatkan penjelasan yang rinci atau pemandu wisata yang tersedia.
  3. Kurangnya fasilitas pendukung: Meskipun Pura Mengening dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti warung makan dan toilet, fasilitas lain seperti area parkir yang luas atau ruang istirahat yang memadai mungkin terbatas. Ini dapat mempengaruhi kenyamanan pengunjung terutama saat tempat tersebut ramai dikunjungi.
  4. Keramaian saat kunjungan: Terkadang, Pura Mengening dapat ramai terutama saat kunjungan wisatawan atau saat ada acara atau upacara keagamaan tertentu. Hal ini dapat mengurangi keintiman atau ketenangan lingkungan pura.
  5. Pengawasan yang kurang ketat: Meskipun ada petugas keamanan yang mengawasi pura, beberapa pengunjung mungkin tidak mematuhi aturan atau tata tertib yang ada, seperti mengambil foto di area terlarang atau tidak menjaga kebersihan lingkungan. Pengawasan yang lebih ketat dapat meningkatkan pengalaman pengunjung dan menjaga kelestarian pura.

Meskipun demikian, kekurangan-kekurangan ini dapat diatasi dengan persiapan yang baik dan pemahaman tentang kondisi serta aturan. Dengan menghormati tempat suci ini dan menjaga sikap yang sopan, Anda masih dapat menikmati kunjungan yang bermakna ke Pura Mengening.

FAQ

Q: Apa waktu operasional Pura Mengening? A: Buka setiap hari dari jam 09.00 pagi hingga 17.00 sore.

Q: Berapa harga tiket masuk Pura Mengening? A: Harga tiket masuk adalah Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5.000 untuk anak-anak. Biaya parkir kendaraan tidak termasuk dalam harga tiket.

Q: Apa saja fasilitas yang tersedia? A: Dilengkapi dengan fasilitas seperti pura suci dan kolam penyucian, area parkir kendaraan, toilet dan kamar mandi yang bersih, warung makan, tempat sampah, dan gazebo.

Q: Bagaimana cara menuju Pura Mengening? A: Terletak di timur laut Desa Pakraman Yehtengah, Gianyar, Bali. Anda dapat menggunakan kendaraan pribadi atau taksi untuk menuju ke pura tersebut. Akses jalan menuju pura telah diperbaiki untuk memudahkan aksesibilitas.

Q: Apakah ada aturan berpakaian khusus saat mengunjungi Pura Mengening? A: Iya, sebagai tempat suci, pengunjung diharapkan mengenakan pakaian yang sopan dan menghormati tradisi agama Hindu. Disarankan untuk mengenakan pakaian yang menutupi bahu, lengan, dan lutut. Selain itu, hindari juga penggunaan pakaian yang terlalu terbuka atau transparan.

Q: Apakah ada panduan atau pemandu wisata yang tersedia di Pura Mengening? A: Saat ini, informasi tentang ketersediaan pemandu wisata tidak tersedia secara spesifik. Namun, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut atau meminta bantuan dari petugas atau pengelola pura saat Anda berkunjung.

Q: Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan? A: Anda dapat menjelajahi tempat-tempat wisata kuliner, mengunjungi objek wisata lainnya di Gianyar, atau melakukan aktivitas seperti yoga, meditasi, atau rafting di sungai terdekat.

Q: Bagaimana cara menghormati tradisi dan kebersihan saat berkunjung ke Pura Mengening? A: Untuk menghormati tradisi, berperilaku sopan, mengikuti aturan yang ada, dan menjaga kebersihan lingkungan pura sangat penting. Hindari mengganggu atau merusak struktur pura, jangan mengambil barang-barang suci tanpa izin, dan selalu buang sampah pada tempatnya.

Q: Apakah ada batasan jumlah pengunjung? A: Informasi tentang batasan jumlah pengunjung di Pura Mengening tidak tersedia secara spesifik. Namun, selalu dianjurkan untuk menghormati privasi dan ketenangan tempat suci dengan menjaga sikap yang tenang dan menghormati kegiatan keagamaan yang mungkin sedang berlangsung.

Suasana sejuk dan pemandangan alam yang indah di sekitar Pura Mengening Tampaksiring menambah keindahan dan pengalaman yang berbeda saat mengunjungi Bali. Hal ini memungkinkan Anda merasakan gaya hidup masyarakat Bali dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan agama Hindu.

Bagi yang beragama Hindu, Anda dapat memasuki dan mengunjungi seluruh pura yang ada di sekitar Pura Mengening dengan mudah, mengamati perbedaan arsitektur, tradisi, dan praktik keagamaan di masing-masing pura. Ini adalah kesempatan yang baik untuk bersembahyang dan terlibat dalam aktivitas spiritual.

Selain itu, kealamian alam di sekitar pura yang masih terjaga merupakan hal yang patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi daerah lain untuk menjaga keaslian dan kelestarian alam. Ini juga dapat menjadi pelajaran penting tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan kelestarian alam bagi masa depan.

Jika Anda tertarik untuk mengunjungi Pura Mengening dan pura-pura lain di sekitarnya, disarankan untuk mengatur kunjungan Anda pada hari libur bersama keluarga atau teman Anda. Ini akan menjadi liburan yang menyenangkan dan memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan alam dan budaya Bali. Selamat berkunjung dan semoga Anda memiliki pengalaman yang luar biasa! Sampai jumpa!

Review Video

Follow Tiketmasuk.com Info Wisata Terbaru di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *