14 Review Menarik Pura Tanah Kilap, Kisah Dibalik Sejarahnya

Pura di pingir jalan - Ulasan Pura Tanah Kilap, Denpasar, Indonesia
Pura di pingir jalan - Ulasan Pura Tanah Kilap, Denpasar, Indonesia

Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kebudayaan Hindu yang kental. Pura, atau kuil Hindu, merupakan salah satu daya tarik utama wisatawan yang mengunjungi Bali. Di sana, Anda dapat melihat upacara keagamaan, menikmati arsitektur yang indah, dan merasakan suasana spiritual yang khas.

Pura di pingir jalan - Ulasan Pura Tanah Kilap, Denpasar, Indonesia
Pura di pingir jalan – Ulasan Pura Tanah Kilap, Denpasar, Indonesia

Ada satu Pura di Bali yang tak boleh terlewatkan yaitu Pura Tanah Kilap. Pura ini memiliki pesona yang memikat, baik bagi penduduk setempat maupun wisatawan yang sedang berlibur di Bali.

Apa yang membuat Pura Tanah Kilap begitu menarik? Bagaimana aksesnya? Temukan jawabannya dalam artikel ini yang akan membahas secara lengkap tentang keindahan dan cara menuju Pura Tanah Kilap di Bali.

Bali, sebagai pulau yang kaya akan kebudayaan Hindu, memiliki ribuan Pura yang tersebar di seluruh wilayahnya. Salah satu Pura yang menjadi daya tarik khusus adalah Pura Tanah Kilap. Pura ini memiliki aura spiritual yang kuat dan pemandangan yang memukau.

Daya tarik utama Pura ini adalah arsitektur uniknya yang mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya Bali. Pura Tanah Kilap dikenal dengan ornamen khas Bali yang indah dan penuh dengan detail artistik.

Akses menuju Pura Tanah Kilap relatif mudah. Jika Anda berada di [sebutkan tempat terdekat yang umum dikunjungi wisatawan], Anda dapat menggunakan transportasi umum seperti taksi atau bus untuk mencapai Pura tersebut. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan jasa tur atau menyewa kendaraan pribadi agar lebih fleksibel dalam perjalanan.

Saat tiba, Anda akan disambut dengan suasana yang tenang dan damai. Anda dapat menjelajahi kompleks Pura, mengagumi patung-patung dewa dan dewi, serta mengikuti upacara keagamaan yang berlangsung jika ada saat Anda berkunjung.

Selama mengunjungi Pura Tanah Kilap, penting untuk menghormati tempat suci ini dan mengikuti etika kunjungan. Pastikan Anda berpakaian sopan, melepas alas kaki sebelum memasuki area suci, dan menjaga ketenangan selama berada di dalam Pura.

Pura Tanah Kilap merupakan destinasi yang sempurna bagi wisatawan yang ingin mempelajari lebih dalam tentang kebudayaan Hindu Bali dan merasakan kehadiran spiritual yang kuat. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pura ini saat Anda berada di Bali.

Alamat Lengkap Akses Lokasi Rute

Pura Tanah Kilap terletak di Banjar Gelogor Carik, Desa Pakraman Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Meskipun terletak di tengah kota, akses menuju Pura Tanah Kilap sangatlah mudah. Berikut adalah beberapa cara untuk mencapai pura ini:

  1. Dari Kota Denpasar: Jika Anda berangkat dari Kota Denpasar, Anda hanya perlu berkendara selama sekitar 15 menit untuk mencapai Pura Tanah Kilap. Ikuti jalan yang sesuai dengan panduan navigasi atau petunjuk arah.
  2. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai: Jarak antara Bandara Internasional Ngurah Rai dan Pura Tanah Kilap tidak terlalu jauh. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit dengan kendaraan bermotor untuk mencapai pura tersebut. Anda dapat menggunakan taksi atau mobil sewaan dari bandara untuk perjalanan tersebut.
  3. Dari Pantai Kuta: Jika Anda berada di Pantai Kuta, perjalanan menuju Pura Tanah Kilap juga cukup singkat. Hanya butuh sekitar 15 menit berkendara untuk tiba di pura yang fenomenal ini. Menggunakan kendaraan pribadi atau taksi adalah pilihan yang baik untuk mencapai tujuan Anda.

Pastikan Anda menggunakan navigasi yang handal atau mengikuti petunjuk arah untuk memastikan perjalanan yang lancar menuju Pura Tanah Kilap. Lokasinya yang mudah dijangkau membuatnya menjadi tempat yang populer dan mudah diakses oleh para pengunjung.

Tiket Masuk

Pura Tanah Kilap tidak mengenakan tiket masuk. Sebagai pura yang terbuka untuk umum, kamu dapat mengunjungi dan mengikuti kegiatan keagamaan di dalamnya tanpa dikenakan biaya tiket. Namun, tetap penting untuk menghormati aturan dan etika yang berlaku di pura, serta menghargai kegiatan keagamaan yang sedang berlangsung. Jika ada upacara khusus atau piodalan, biasanya ada kesempatan untuk memberikan donasi sebagai dukungan terhadap pemeliharaan pura.

Fasilitas

Ketika berkunjung, kamu akan menemukan berbagai fasilitas umum di sekitarnya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kamu. Berikut adalah beberapa fasilitas umum yang tersedia di sekitar Pura Tanah Kilap:

  1. Toilet Umum: Terdapat fasilitas toilet umum yang dapat digunakan oleh pengunjung.
  2. Tempat Parkir untuk Sepeda Motor: Terdapat area parkir yang disediakan khusus untuk pengunjung yang menggunakan sepeda motor. Kamu dapat dengan mudah parkir kendaraanmu di sekitar pura ini.
  3. Minimarket: Terdapat minimarket yang dapat digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau barang-barang lain yang kamu perlukan. Minimarket ini berjarak sekitar 3 menit dengan berjalan kaki.
  4. Rumah Makan: Jika kamu ingin mencari tempat makan, terdapat berbagai pilihan rumah makan. Kamu dapat menemukan restoran atau warung makan dengan berjalan kaki sekitar 5 menit dari pura ini.
  5. Mal Bali Galeria: Jika kamu ingin berbelanja atau menghabiskan waktu luang, Mal Bali Galeria dapat menjadi pilihan. Mal ini berjarak sekitar 10 menit dengan berjalan kaki.
  6. BIMC Hospital: Jika kamu membutuhkan fasilitas kesehatan, BIMC Hospital tersedia. Rumah sakit ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 5 menit dengan berjalan kaki.
  7. SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum): Terdapat SPBU, jadi kamu tidak perlu khawatir jika perlu mengisi bahan bakar kendaraanmu. SPBU ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 5 menit dengan berkendara.
  8. Hotel: Jika kamu mencari akomodasi, terdapat berbagai pilihan hotel yang dapat kamu pilih. Hotel-hotel ini berjarak sekitar 5-10 menit dengan berkendara dari pura ini.

Dengan adanya berbagai fasilitas umum di sekitar Pura Tanah Kilap, kamu dapat dengan nyaman mengakses kebutuhan dan layanan yang diperlukan selama kunjungan kamu.

Sejarah Mitos Legenda Misteri

Sejarah Pura Tanah Kilap memiliki latar belakang yang menarik dan mengandung misteri. Didirikan pada tahun 1962 oleh Pemerintah Kabupaten Badung, Pura ini memiliki asal-usul yang unik.

Pura Tanah Kilap, yang dulunya hanya berupa gundukan batu sederhana, memiliki cerita sejarah yang unik. Pada awalnya, tempat ini tidak memiliki nama dan digunakan oleh seorang nelayan bernama I Santeng sebagai tempat untuk berdoa sebelum memancing ikan. Setelah ia mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah dan mendengar suara samar-samar dari gundukan batu tersebut, tempat ini diberi nama Pemogan, yang berasal dari kata “Boga” yang berarti makanan.

Bhatari Nirswabawa, yang merupakan anak dari Danghyang Nirartha, dikatakan berada di Pemogan sebelum Danghyang Nirartha menuju Pura Uluwatu, di mana beliau moksa. Pada saat moksa tersebut, kilatan cahaya jatuh tepat di Pemogan, dan anaknya ikut moksa mengikuti jejak leluhurnya. Oleh karena itu, tempat ini disebut sebagai Tanah Kilap.

Perubahan dari gundukan batu menjadi pura terjadi setelah dibangunnya Jalan Bypass Gusti Ngurah Rai. Renovasi dan pembangunan pura dilakukan oleh pemerintah provinsi Bali, dan bangunan tersebut selesai pada tahun 1995. Setelah dua tahun, upacara besar Ngenteg Linggih Dirgayusa Bumi dilakukan sebagai peneguhan. Pura ini mengadakan piodalan (upacara keagamaan) pada hari-hari suci seperti Purnamaning Kasa, Saraswati, dan Buda Cemeng Klau.

Pura Tanah Kilap selalu ramai dikunjungi oleh umat Hindu, dan pemangku pura selalu berada di sana setiap hari. Pemeliharaan pura didukung oleh pasar-pasar di Denpasar seperti Pasar Sanglah, Pasar Badung, dan Pasar Satria. Di dalam pura ini terdapat berbagai pelinggih, termasuk pelinggih Ida Batara Gde Mecaling atau Ida Batara Ratu Gde Sakti Dalem Peed, pelinggih Ida Batara Segara, Melanting, dan pelinggih lainnya. Pemangku pura bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengawasan pura ini dengan dukungan krama Desa Pemogan dan Griya Bajing.

Pura Tanah Kilap diberi nama demikian karena di masa lalu, daerah sekitarnya terkenal dengan tanah merah yang mengkilap. Tanah tersebut dikenal sebagai tanah legit atau ampo yang memiliki kemampuan mengkilap. Keunikan ini menjadi salah satu alasan mengapa nama “Tanah Kilap” dipilih untuk Pura ini.

Selama proses pembangunan Pura Tanah Kilap, terdapat beberapa kisah misterius yang melingkupinya. Kisah-kisah ini mungkin sulit dipercaya oleh beberapa orang, namun menambah nuansa magis dan legenda di sekitar Pura ini. Detail mengenai kisah-kisah tersebut mungkin tidak terlalu jelas dan bervariasi tergantung pada sumber yang dikonsultasikan.

Meskipun ada misteri di sekitar sejarah dan proses pembangunan Pura Tanah Kilap, Pura ini tetap menjadi tempat yang dihormati dan dikunjungi oleh warga setempat maupun wisatawan yang tertarik dengan kebudayaan Hindu Bali.

Dengan begitu, saat Anda mengunjungi Pura Tanah Kilap, selain menikmati keindahan arsitektur dan suasana spiritual, Anda juga dapat merenungkan misteri yang terkait dengan sejarah Pura ini. Semoga kunjungan Anda ke Pura Tanah Kilap memberikan pengalaman yang berkesan dan memperkaya pemahaman Anda tentang budaya Bali.

Pembangunan jembatan di sisi barat lokasi Pura Tanah Kilap memang mengalami banyak hambatan. Namun, menurut cerita masyarakat setempat, ada hal mistis yang terjadi yang kemudian memungkinkan pembangunan jembatan tersebut dapat dilanjutkan.

Menurut cerita tersebut, sosok wanita tua yang sering muncul diyakini sebagai Ida Batara Ratu Niang. Ida Batara Ratu Niang adalah sebuah entitas spiritual yang dianggap memiliki pengaruh kuat dan dihormati oleh masyarakat setempat.

Keberadaan Ida Batara Ratu Niang diyakini memberikan keberkahan dan perlindungan. Ketika pembangunan jembatan mengalami kendala, masyarakat setempat memohon bantuan kepada Ida Batara Ratu Niang melalui ritual dan doa.

Konon, setelah upacara dan permohonan kepada Ida Batara Ratu Niang dilakukan, pembangunan jembatan tersebut berjalan dengan lancar tanpa hambatan lebih lanjut. Hal ini dianggap sebagai hasil dari intervensi spiritual yang memungkinkan proyek tersebut dapat diselesaikan.

Cerita ini memberikan nuansa magis dan misteri dalam sejarah Pura Tanah Kilap. Sosok Ida Batara Ratu Niang menjadi bagian penting dalam narasi mistis yang terkait dengan pembangunan jembatan di sekitar Pura tersebut.

Bagi masyarakat setempat, kehadiran Ida Batara Ratu Niang menjadi suatu kepercayaan dan kekuatan spiritual yang memberikan mereka keyakinan dan harapan. Hal ini juga menambah daya tarik dan makna khusus bagi wisatawan yang tertarik dengan aspek spiritual dalam perjalanan mereka.

Namun, penting untuk dicatat bahwa cerita-cerita mistis seperti ini memiliki aspek kepercayaan dan legenda yang berbeda-beda. Interpretasi dan kepercayaan individu mungkin beragam. Oleh karena itu, sangat penting untuk menghormati keyakinan dan budaya setempat saat mengunjungi Pura Tanah Kilap dan mempelajari cerita-cerita sejarah dan mistis yang melingkupinya.

Wanita tua yang diyakini sebagai Ida Batara Ratu Niang menampakkan diri sambil memohon agar sebuah Pelinggih atau Pura khusus dibangun untuknya. Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh manusia, pembangunan jembatan tersebut tidak akan pernah selesai.

Setelah penampakan dan permohonan tersebut diceritakan dalam rapat pimpinan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Badung dan Parisada Hindu Bali, akhirnya diputuskan untuk membangun Pelinggih sesuai dengan keinginan Ida Batara Ratu Niang.

Lokasi Pelinggih dipilih di sebelah timur jembatan, sebagai tempat khusus untuk menghormati Ida Batara Ratu Niang. Pura ini menjadi tempat suci yang didedikasikan untuknya, di mana masyarakat setempat dan pengunjung dapat datang untuk bersembahyang dan memberikan penghormatan.

Pembangunan Pelinggih tersebut menunjukkan rasa hormat terhadap kekuatan spiritual yang diyakini hadir di sekitar Pura Tanah Kilap. Hal ini juga mencerminkan adat istiadat dan budaya Hindu Bali yang menghargai entitas spiritual dan membangun tempat-tempat suci untuk menghormatinya.

Dengan adanya Pelinggih yang dibangun, pembangunan jembatan di sisi barat Pura Tanah Kilap akhirnya dapat dilanjutkan dengan lancar. Pura Tanah Kilap dan Pelinggih yang didedikasikan untuk Ida Batara Ratu Niang menjadi simbol persatuan antara keindahan alam, kebudayaan, dan spiritualitas di Bali.

Sebagai pengunjung, penting untuk menghormati tempat suci ini dan mengikuti aturan serta etika yang berlaku. Menghargai tradisi dan kepercayaan setempat merupakan langkah penting dalam menjaga keharmonisan dan keberlanjutan kehidupan budaya Bali.

Pada awalnya, Pelinggih yang dibangun untuk Ida Batari Ratu Niang yang hanya berupa Padmasari dan Piyasan. Pelinggih ini berdiri di atas tanah seluas 0,5 are saja. Namun, seiring berjalannya waktu, kesakralan dan kepopuleran Pura Tanah Kilap semakin meningkat, sehingga Pelinggih tersebut diperluas hingga mencapai luas 17,8 are.

Perluasan Pelinggih ini menunjukkan betapa pentingnya Pura Tanah Kilap bagi masyarakat setempat dan juga sebagai respons terhadap kebutuhan pengunjung yang semakin bertambah. Dengan luas yang lebih besar, Pura Tanah Kilap dapat menampung lebih banyak pengunjung dan memberikan pengalaman yang lebih baik dalam beribadah dan merasakan kehadiran spiritual di tempat suci ini.

Cerita mistis tentang penampakan wanita tua dan pembangunan Pelinggih yang berhubungan erat dengan proyek pembangunan jembatan memberikan daya tarik yang unik bagi Pura Tanah Kilap. Kisah ini menjadi bagian dari warisan budaya Bali yang menarik minat masyarakat lokal dan para wisatawan untuk mengunjungi Pura ini.

Pengalaman spiritual dan kehadiran misterius yang terasa menambah dimensi unik dalam perjalanan spiritual dan budaya di Bali. Wisatawan dapat merasakan atmosfer yang magis dan merenungkan sejarah serta legenda yang melingkupi Pura ini.

Dengan keindahan arsitektur, suasana yang tenang, dan nuansa mistis yang menyertainya, Pura Tanah Kilap menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka yang ingin mendalami kebudayaan Hindu Bali dan merasakan spiritualitas yang khas di Pulau Dewata ini.

Larangan Dan Aturan

Seperti halnya pura-pura lain di Bali, Pura Geria Anyar Tanah Kilap juga memiliki larangan dan aturan yang perlu diikuti oleh pengunjung. Berikut adalah beberapa larangan dan aturan umum yang berlaku di pura ini:

  1. Pakaian Adat Bali: Pengunjung diharapkan mengenakan pakaian adat Bali saat mengunjungi pura ini. Pakaian adat Bali terdiri dari kain sarung (kain kamben) yang diikatkan di pinggang dan kain selendang yang dikenakan di atas bahu. Pengunjung juga dapat meminjam atau menyewa pakaian adat Bali di sekitar pura jika tidak membawa sendiri.
  2. Etika Berpakaian: Selain menggunakan pakaian adat Bali, pengunjung diharapkan untuk menjaga kesopanan dalam berpakaian. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu terbuka, seperti pakaian pendek, celana pendek, atau pakaian yang transparan. Wanita sebaiknya menutup bahu dan paha mereka dengan kain selendang atau kain sarung yang sesuai.
  3. Kebersihan dan Ketertiban: Pengunjung diharapkan menjaga kebersihan dan ketertiban di sekitar pura. Jangan membuang sampah sembarangan dan ikuti petunjuk pengelola pura terkait tempat sampah yang disediakan. Selain itu, jaga ketertiban dengan tidak merusak atau mengganggu fasilitas dan properti di dalam pura.
  4. Etika Beribadah: Jika Anda berencana untuk beribadah di pura ini, hormati tempat suci dan ikuti prosedur dan tata cara ibadah yang berlaku. Patuhi petunjuk dari para pemangku atau pendeta yang ada di pura. Jika Anda tidak yakin tentang protokol ibadah, dapat bertanya kepada petugas atau penduduk setempat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
  5. Kehormatan dan Kesopanan: Jaga sikap yang sopan dan hormat terhadap tempat suci dan umat Hindu yang sedang beribadah di pura. Hindari berbicara dengan keras atau berperilaku tidak pantas di dalam area pura. Ingatlah bahwa pura adalah tempat suci yang harus dihormati oleh semua pengunjung.
  6. Larangan Fotografi: Beberapa area di dalam pura mungkin memiliki larangan untuk mengambil foto atau merekam video. Hormati larangan ini dan jangan mengambil foto di area yang dilarang. Jika Anda ingin mengambil foto, pastikan untuk meminta izin terlebih dahulu kepada petugas atau pemangku yang ada di pura.
  7. Perilaku Tidak Pantas: Hindari perilaku yang tidak pantas atau mengganggu ketenangan umat Hindu yang sedang beribadah. Jangan melakukan tindakan yang mengganggu konsentrasi ibadah atau mengganggu ketenangan lingkungan sekitar pura.

Menghormati dan mematuhi larangan dan aturan yang berlaku di Pura Geria Anyar Tanah Kilap adalah cara yang baik untuk menghargai tempat suci ini dan budaya Hindu di Bali.

Aktivitas

Pura Griya Anyar Tanah Kilap, Memiliki Berbagai Pelinggih Pengayengan
Pura Griya Anyar Tanah Kilap, Memiliki Berbagai Pelinggih Pengayengan

Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat kamu lakukan saat mengunjungi Pura Tanah Kilap:

  1. Beribadah dan Berdoa: Pura Tanah Kilap adalah tempat suci bagi umat Hindu di Bali. Kamu dapat mengunjungi pura ini untuk beribadah, berdoa, dan menghaturkan canang. Hormati keberadaan dan tradisi keagamaan yang ada di pura ini.
  2. Mengagumi Arsitektur Pura: Memiliki desain arsitektur yang unik, dengan pengaruh budaya Cina dan Bali. Jelajahi bangunan pura, perhatikan detailnya, dan nikmati keindahan arsitektur tradisional Bali yang dipadukan dengan sentuhan budaya Cina.
  3. Menghadiri Upacara dan Piodalan: Jika kamu berkesempatan, hadiri upacara keagamaan dan piodalan (perayaan hari jadi). Ini adalah kesempatan untuk mengalami kehidupan keagamaan dan budaya Bali yang kaya.
  4. Menikmati Suasana dan Pemandangan: Terletak di pinggir jalan dan bersebelahan dengan sungai. Manfaatkan kesempatan ini untuk menikmati suasana tenang dan pemandangan alam di sekitar pura. Anda juga dapat memanfaatkan momen ini untuk berfoto atau bersantai.
  5. Menjelajahi Sekitar Pura: Setelah mengunjungi Pura Tanah Kilap, Anda dapat menjelajahi sekitarnya. Anda dapat mengunjungi tempat-tempat terdekat seperti Mal Bali Galeria untuk berbelanja atau menjelajahi restoran dan warung makan di sekitar area tersebut.
  6. Membeli Oleh-oleh: Di sekitar Pura, terdapat toko-toko yang menjual berbagai jenis oleh-oleh dan souvenir khas Bali. Anda dapat membeli barang-barang seperti kerajinan tangan, pakaian tradisional Bali, perhiasan, atau makanan khas Bali sebagai kenang-kenangan atau hadiah.

Ingatlah untuk menghormati tempat suci ini, mengikuti aturan dan adat istiadat yang berlaku, serta menjaga kebersihan dan keramahan selama kunjungan anda.

Spot Foto

Pura Tanah Kilap menawarkan beberapa spot foto menarik yang cocok untuk mengabadikan momen kunjunganmu. Berikut adalah beberapa spot foto yang bisa kamu coba:

  1. Gerbang Pura: Gerbang utama biasanya dihiasi dengan patung atau hiasan tradisional Bali. Spot ini bisa menjadi latar belakang yang indah untuk foto.
  2. Pendopo: Di dalam area Pura, terdapat pendopo atau paviliun terbuka yang sering digunakan untuk upacara dan pertemuan. Lokasi ini memiliki arsitektur yang menarik dan bisa menjadi spot foto yang menarik.
  3. Perapian: memiliki perapian tradisional yang digunakan untuk membakar dupa atau menyalakan api suci. Spot ini bisa memberikan nuansa mistis dan kultural dalam foto kamu.
  4. Pelinggih: Pura ini memiliki beberapa pelinggih atau tempat suci kecil. Setiap pelinggih memiliki desain dan hiasan yang berbeda. Kamu bisa berfoto di depan pelinggih-pelinggih ini untuk menciptakan suasana religius dalam foto kamu.
  5. Taman dan Lanskap: Pura Tanah Kilap dikelilingi oleh taman dan lanskap alami yang indah. Gunakan latar belakang alam ini untuk mengambil foto yang menarik, baik itu dengan pohon-pohon, sungai, atau hamparan hijau di sekitarnya.

Pastikan selalu menghormati suasana dan budaya tempat suci ini saat mengambil foto. Jaga kerapihan dan kebersihan lingkungan sekitar pura serta hindari mengganggu kegiatan ibadah yang sedang berlangsung.

Keunikan Daya Tarik

Pura Tanah Kilap memiliki keunikan yang khas dibandingkan dengan Pura-pura lain di Bali. Sejarahnya yang penuh misteri menjadi daya tarik utama, namun ada aspek-aspek lain yang membuatnya begitu istimewa.

Pura ini membanggakan desain bangunan yang benar-benar unik karena merupakan hasil akulturasi budaya antara Cina dan Bali. Melalui perpaduan tersebut, Pura Tanah Kilap menciptakan tampilan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.

Selain itu, lokasi Pura ini sangat menarik karena berada di tepi jalan dan berdekatan dengan sungai. Keberadaannya yang strategis memudahkan akses bagi masyarakat yang ingin mengunjungi tempat suci ini untuk beribadah dan mempersembahkan canang.

Pada perayaan hari raya agama, Pura Tanah Kilap menjadi tempat yang sangat ramai dikunjungi oleh umat Hindu di Bali. Moment seperti Galungan atau Kuningan menjadi waktu di mana aktivitas keagamaan berpusat di Pura ini. Kehadiran mereka menambah semarak dan menambah daya tarik.

Hal yang menarik adalah pengunjung diharuskan mengenakan pakaian adat Bali ketika mengunjungi Pura Tanah Kilap. Persyaratan ini memberikan pengalaman yang autentik dan khas saat berada di dalam kompleks pura tersebut.

Keunikan desain yang mencerminkan akulturasi budaya, lokasi yang mudah dijangkau, popularitas saat hari raya agama, serta persyaratan berpakaian adat yang memberikan pengalaman autentik, semuanya menjadikan Pura Tanah Kilap memiliki daya tarik yang tak tertandingi di antara Pura-pura lainnya di Bali.

Pura Tanah Kilap, juga dikenal sebagai Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap, terletak di Banjar Gelogor Carik, Desa Pakraman Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Badung, Bali.

Ratu Niang Sakti yang disebutkan dalam konteks Pura Tanah Kilap adalah seorang tokoh dalam legenda terkait dengan Danghyang Nirartha, seorang tokoh suci Hindu. Dalam cerita tersebut, Ratu Niang Sakti adalah anak Danghyang Nirartha yang mengikuti jejak leluhurnya dan ikut moksa di tempat yang sama dengan ayahnya di Pura Uluwatu.

Sejarah Pura Tanah Kilap dimulai dengan sebuah gundukan batu sederhana yang dibuat oleh seorang nelayan bernama I Santeng. Melalui peristiwa dan legenda lokal, gundukan batu tersebut kemudian menjadi tempat persembahyangan dan secara bertahap berkembang menjadi pura yang lebih besar dan megah. Pura ini memiliki pengaruh budaya Cina dalam desain arsitektur dan ornamennya.

Alamat lengkap Pura Tanah Kilap adalah sebagai berikut: Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap Banjar Gelogor Carik, Desa Pakraman Pemogan Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Badung Bali, Indonesia

Beringin atau pohon beringin sering ditemukan di sekitar pura-pura di Bali. Beringin memiliki makna simbolis dalam kepercayaan Hindu dan sering dianggap sebagai pohon suci. Namun, tidak ada informasi yang spesifik mengenai keberadaan pohon beringin di Pura Tanah Kilap.

Di Pura Tanah Kilap, kamu dapat melakukan kegiatan bersembahyang dan berdoa sesuai dengan tata cara dan aturan keagamaan Hindu. Pastikan untuk menghormati lingkungan suci pura, mengikuti petunjuk yang diberikan, dan menjaga ketenangan dan kesakralan tempat tersebut.

Kuliner Tempat Makan

Di sekitar Pura Tanah Kilap, terdapat beberapa pilihan rumah makan yang dapat kamu kunjungi untuk menikmati hidangan khas Bali. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Warung Makan Pemogan: Warung makan ini terletak cukup dekat, hanya sekitar 5 menit berjalan kaki. Warung ini menyajikan hidangan tradisional Bali dengan harga terjangkau.
  2. Warung Nasi Ayam Bu Oki: Warung nasi ayam ini terkenal dengan hidangan nasi ayam yang lezat. Menu andalannya adalah nasi ayam dengan ayam betutu dan berbagai lauk-pauk. Warung ini berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki dari pura.
  3. Warung Makan Pak Malen: Warung makan ini terkenal dengan menu babi guling yang lezat. Kamu dapat menikmati hidangan babi guling yang disajikan dengan nasi, sayuran, dan sambal khas Bali. Warung ini berada sekitar 15 menit berjalan kaki dari pura.
  4. Restoran Ikan Bakar Jimbaran: Jika kamu ingin menikmati hidangan ikan bakar segar, restoran ikan bakar di sekitar Pantai Jimbaran dapat menjadi pilihan. Restoran ini menawarkan beragam pilihan ikan segar yang dibakar dengan bumbu khas Bali. Tempat ini dapat dicapai dalam waktu sekitar 15-20 menit berkendara.

Pastikan untuk memeriksa ulasan dan rekomendasi sebelum memilih rumah makan untuk memastikan pengalaman kuliner yang memuaskan.

Penginapan

Jika kamu membutuhkan penginapan di sekitar Pura Tanah Kilap, terdapat beberapa pilihan akomodasi yang dapat kamu pertimbangkan. Berikut adalah beberapa jenis penginapan yang tersedia di dekat pura tersebut:

  1. Hotel: Di sekitar Pura Tanah Kilap, terdapat beberapa hotel yang dapat menjadi pilihan, baik hotel bintang 3 hingga hotel bintang 5. Hotel-hotel ini menawarkan fasilitas dan layanan lengkap, seperti kamar yang nyaman, restoran, kolam renang, dan layanan kamar.
  2. Guesthouse atau Homestay: Jika kamu mencari penginapan yang lebih terjangkau dan ingin merasakan pengalaman menginap di lingkungan yang lebih lokal, kamu dapat memilih guesthouse atau homestay. Guesthouse atau homestay biasanya menawarkan kamar yang nyaman dengan fasilitas sederhana, namun tetap memberikan kenyamanan yang cukup.
  3. Villa: Jika kamu ingin merasakan privasi dan kenyamanan yang lebih, kamu juga dapat mencari villa di sekitar Pura Tanah Kilap. Villa-villa ini biasanya menawarkan fasilitas yang lebih luas, seperti ruang tamu, dapur pribadi, dan kolam renang pribadi.

Pastikan untuk mempertimbangkan lokasi, fasilitas, dan ulasan pengunjung sebelum memilih penginapan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensimu. Reservasi sebelumnya juga direkomendasikan, terutama jika kamu berkunjung di musim liburan atau saat acara khusus di sekitar wilayah tersebut.

Hotel Dekat

Berikut adalah beberapa penginapan terbaik di sekitar Pura Tanah Kilap yang sudah termasuk sarapan:

  1. Grand Zuri Kuta Bali: Terletak di Jl. Raya Kuta no. 81, Kuta. Dengan penilaian paling hemat nomor 1 dari 10.000 tempat menginap di Denpasar. Terdapat 1.613 ulasan dan berjarak sekitar 2,0 km
  2. The Kana Kuta: Terletak di Jl. Setiabudi no. 8, Kuta. Hotel bintang 4 dengan penilaian terbaik dalam jarak 1,6 km Terdapat 1.213 ulasan.
  3. Fairfield by Marriott Bali Kuta Sunset Road: Terletak di Jalan Merdeka Raya VII, Kuta. Paling hemat nomor 3 dari 10.000 tempat menginap di Denpasar. Terdapat 482 ulasan dan berjarak sekitar 1,6 km.
  4. Episode Kuta Bali: Terletak di Jl. By Pass Ngurah Rai Simpang Dewa Ruci no. 99, Kuta. Paling hemat nomor 4 dari 10.000 tempat menginap di Denpasar. Terdapat 883 ulasan dan berjarak sekitar 1,5 km.
  5. Atanaya Hotel: Terletak di Jl. Sunset 88A, Kuta. Paling hemat nomor 5 dari 10.000 tempat menginap di Denpasar. Terdapat 1.056 ulasan dan berjarak sekitar 2,6 km.

Pastikan untuk memeriksa ketersediaan penginapan pada tanggal yang Anda inginkan dan melihat ulasan serta fasilitas yang ditawarkan sebelum membuat reservasi.

Tips

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu kamu saat mengunjungi Pura Tanah Kilap:

  1. Mengenakan Pakaian Tepat: Karena Pura Tanah Kilap adalah tempat suci, penting untuk menghormati aturan berpakaian yang ada. Kenakan pakaian adat Bali atau setidaknya pakaian yang sopan dan tidak mengganggu kegiatan keagamaan.
  2. Menghormati Tradisi dan Etika: Jaga sikap sopan dan hormati tradisi serta kegiatan keagamaan yang mungkin berlangsung di pura ini. Hindari melakukan tindakan yang mengganggu atau tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
  3. Datang pada Waktu yang Tepat: Untuk menghindari keramaian dan memaksimalkan pengalaman kamu, cobalah datang ke Pura Tanah Kilap pada waktu yang tidak terlalu sibuk. Hindari mengunjungi pura pada hari raya besar keagamaan, kecuali jika kamu ingin mengalami suasana perayaan tersebut.
  4. Bawa Perlengkapan yang Diperlukan: Pastikan kamu membawa perlengkapan yang diperlukan, seperti air minum, topi atau payung untuk melindungi diri dari panas matahari, dan kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen.
  5. Hormati Kebijakan dan Petunjuk Lokal: Ikuti petunjuk dan kebijakan yang ada di pura ini, termasuk petunjuk untuk beribadah, larangan fotografi di beberapa area, dan aturan lain yang ditetapkan oleh pengelola pura.
  6. Jaga Kebersihan: Selalu ingat untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar. Jangan meninggalkan sampah di pura atau area sekitarnya. Gunakan tempat sampah yang tersedia atau bawa pulang sampahmu sendiri.
  7. Bersikap Ramah dan Menghormati: Hormati pengunjung lain dan berinteraksi dengan sikap ramah. Jika ada kegiatan keagamaan atau upacara yang sedang berlangsung, jaga ketenangan dan hindari mengganggu.
  8. Berhati-hati di Jalan: Pura Tanah Kilap terletak di pinggir jalan, jadi berhati-hatilah saat menyeberang dan saat berada di sekitar area jalan yang sibuk. Selalu perhatikan lalu lintas dan ikuti peraturan keselamatan saat berkendara.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, kamu dapat menjalani kunjungan yang menyenangkan dan menghormati keberadaan dan tradisi Pura Tanah Kilap.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang Pura Tanah Kilap:

  1. Apa sejarah Pura Tanah Kilap? Awalnya hanyalah sebuah gundukan batu sederhana yang dibuat oleh seorang nelayan bernama I Santeng. Dalam cerita lokal, gundukan batu tersebut kemudian menjadi tempat persembahyangan dan diberi nama Pura Luhur Candi Narmada Tanah Kilap. Pura ini memiliki hubungan dengan Danghyang Nirartha, seorang tokoh suci Hindu, dan terdapat legenda mengenai kilatan cahaya yang muncul saat Nirartha moksa di Pura Uluwatu.
  2. Apa keunikan arsitektur Pura Tanah Kilap? Memiliki desain bangunan yang menggabungkan unsur budaya Cina dan Bali. Keunikan ini terlihat dalam ornamen dan ukiran yang menghiasi pura. Pengaruh budaya Cina dapat terlihat dalam beberapa elemen arsitektur, seperti atap berundak dan aksara Cina pada prasasti.
  3. Bagaimana cara menuju ke Pura Tanah Kilap? Terletak di Banjar Gelogor Carik, Desa Pakraman Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dari kota Denpasar, waktu tempuh berkendara menuju pura ini sekitar 15 menit. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, waktu tempuh berkendara sekitar 10 menit. Jika berangkat dari Pantai Kuta, waktu tempuh berkendara sekitar 15 menit.
  4. Apa saja fasilitas umum di sekitar Pura Tanah Kilap? Terdapat beberapa fasilitas umum, seperti toilet umum, tempat parkir untuk sepeda motor, minimarket, rumah makan, Mal Bali Galeria, BIMC Hospital, SPBU, dan hotel. Fasilitas-fasilitas ini mudah dijangkau dengan berjalan kaki atau berkendara dalam jarak yang singkat.
  5. Apa saja aktivitas yang dapat dilakukan di Pura Tanah Kilap? Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan antara lain beribadah dan berdoa, mengagumi arsitektur pura, menghadiri upacara dan piodalan, menikmati suasana dan pemandangan di sekitar pura, menjelajahi tempat-tempat terdekat, dan membeli oleh-oleh di toko-toko sekitar pura.
  6. Kapan waktu terbaik untuk mengunjungi Pura Tanah Kilap? Waktu terbaik untuk mengunjungi adalah saat hari biasa dan di luar periode hari raya besar keagamaan. Mengunjungi pada saat yang relatif sepi akan memberikan pengalaman yang lebih tenang dan memungkinkan kamu untuk menikmati suasana dengan lebih baik.

Harap diingat bahwa informasi ini dapat berubah dari waktu ke waktu, jadi disarankan untuk memverifikasi informasi terkini sebelum melakukan perjalanan ke Pura Tanah Kilap.

Review Video

Follow Tiketmasuk.com Info Wisata Terbaru di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *