Tumurun Private Museum adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah. Museum ini adalah milik pribadi keluarga Lukminto, yang merupakan pengusaha tekstil dan pendiri PT Sri Rejeki Isman (Sritex). Dibangun oleh anak dari Almarhum HM. Lukminto, museum ini bertujuan untuk menampilkan koleksi seni yang dimiliki oleh keluarga besar.
Dari luar, Tumurun Private Museum terlihat seperti sebuah rumah megah di pinggir jalan dengan dinding dan pagar berwarna putih. Pengelola museum dengan sengaja tidak memasang papan nama di pinggir jalan, sehingga orang yang tidak tahu akan mengira bahwa itu hanyalah rumah mewah biasa. Cobalah menghabiskan waktu akhir pekan liburan Anda dengan berkunjung ke museum, terutama saat berada di kota Solo, Jawa Tengah. Jangan lupa mampir ke Tumurun Private Museum yang merupakan museum unik milik keluarga Lukminto.
Dibangun dengan tujuan untuk memajang koleksi karya seni milik keluarga besar, museum ini menjadi sorotan para pemerhati seni Indonesia. Dengan tampilan luar seperti rumah megah berpagar putih di pinggir jalan, Tumurun Private Museum seringkali tidak memiliki papan nama yang mencolok, sehingga orang awam mungkin saja mengiranya sebagai rumah mewah biasa. Namun, di balik tampilannya yang sederhana tersembunyi kekayaan seni yang menakjubkan. Jangan lewatkan kesempatan untuk menambah daftar museum unik yang Anda kunjungi di Solo dengan mengunjungi Tumurun Private Museum.
Daftar Isi
Koleksi Museum Tumurun
Jika Anda berlibur di Solo, Jawa Tengah, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Tumurun Private Museum, sebuah destinasi wisata yang menakjubkan. Museum pribadi ini milik keluarga Lukminto, seorang pengusaha tektil dan pendiri PT Sri Rejeki Isman (Sritex).
Dengan bangunan yang megah berwarna putih, Tumurun Private Museum menyimpan koleksi seni yang luar biasa. Terdiri dari dua lantai, museum ini menampung lebih dari 150 karya seni, termasuk lukisan, instalasi seni, dan bahkan mobil antik.
Di lantai pertama, Anda akan menemukan karya-karya seniman kontemporer seperti Tisna Sanjaya, Eddy Susanto, Hery Dono, dan Rudi Mantofani. Sementara itu, di lantai kedua, tersimpan karya-karya old master seperti Affandi, Ahmad Sadali, Antonio Blanco, Hendra Gunawan, S. Sudjojono, Johan Rudolf Bonnet, Walter Spies, Basoeki Abdullah, dan Raden Saleh.
Setiap karya seni dilengkapi dengan keterangan singkat, dan tersedia barcode untuk informasi lebih lengkap. Museum ini juga dilengkapi dengan pendingin udara, sehingga Anda akan merasa nyaman selama berkeliling dan menikmati keindahan seni yang dipamerkan.
Selama kunjungan, Anda akan didampingi oleh seorang pemandu yang akan memberikan penjelasan mengenai setiap karya yang dipajang. Selain keindahan koleksi seni, Tumurun Private Museum juga menyediakan banyak spot foto yang instagramable, sehingga Anda bisa mengabadikan momen indah selama berada di sana.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan pengalaman unik di Tumurun Private Museum ketika Anda berada di Solo, Jawa Tengah. Temukan pesona seni dan keindahan museum ini yang akan meninggalkan kesan tak terlupakan dalam liburan Anda.
Alamat Rute Lokasi
Menuju Museum Tumurun sangatlah mudah karena lokasinya yang strategis di jantung Kota Surakarta. Jika Anda berada di sekitar Masjid Agung Kraton Surakarta, cukup arahkan kendaraan Anda ke Jalan Radjiman menuju Matahari Singosaren.
Setelah itu, Anda dapat terus melaju lurus dan belok kanan ke Jalan Honggowongso setelah melewati Percetakan Putra Salamardika di sebelah kiri. Selanjutnya, di Jalan Honggowongso, Anda akan diarahkan untuk berbelok kiri setelah melewati Batik Riya. Museum Tumurun berada di sebelah kanan jalan.
Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Google Maps dan mengetik “Tumurun Private Museum” sebagai tujuan Anda. Dengan demikian, Anda akan dengan mudah menemukan rute terbaik untuk sampai ke Museum Tumurun.
Lokasi museum ini yang berdekatan dengan Taman Sriwedari dan Keraton Kasunanan Surakarta membuatnya semakin mudah ditemukan dan menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi saat berada di Solo, Jawa Tengah.
Jam Operasional
Tumurun Private Museum memiliki jam operasional yang berbeda pada setiap harinya. Museum ini buka dari Senin hingga Sabtu, namun tutup pada hari Minggu. Jam operasional yang berlaku di museum ini adalah dari pukul 10.00 pagi hingga pukul 17.00 sore, dengan mengikuti waktu Indonesia Barat (WIB). Jadi, bagi para pengunjung yang ingin berkunjung ke museum ini, pastikan untuk datang antara jam 10 pagi hingga 5 sore pada hari Senin sampai Sabtu. Namun, di hari Minggu, museum ini tidak beroperasi, sehingga disarankan untuk mengatur jadwal kunjungan Anda di hari-hari yang buka.
Harga Tiket Masuk
Tidak dikenakan tiket masuk Tumurun Private Museum, sehingga pengunjung bisa menikmati koleksi museum ini secara gratis. Namun, untuk mengunjungi museum, reservasi atau appointment perlu dilakukan terlebih dahulu.
Proses reservasi dilakukan secara online dengan mengisi formulir yang mencantumkan nama, email, dan nomor telepon pengunjung. Jadwal kunjungan juga harus ditentukan dalam formulir, termasuk jumlah dan nama orang yang akan ikut serta dalam kunjungan.
Setelah melakukan reservasi, pengunjung akan menerima balasan melalui email sebagai bukti masuk ke museum. Museum ini terbuka untuk semua kalangan usia, sehingga Anda bisa mengajak anggota keluarga, termasuk si buah hati.
Selain melalui reservasi, ada opsi lain untuk mengunjungi museum yaitu melalui Open House yang diadakan oleh pihak museum. Informasi mengenai Open House dapat ditemukan di situs resmi museum dengan cara mengklik bagian “Event” dan melakukan registrasi jika tersedia. Pada Open House, setiap group pengunjung memiliki kesempatan untuk menjelajahi museum selama 30 menit.
Cara Pesan Tiket
Jika Anda berencana mengunjungi Museum Tumurun, Anda tidak perlu membayar tiket masuk karena kunjungannya gratis. Melakukan registrasi kunjungan secara online melalui situs resmi Tumurun Private Museum adalah langkah yang penting untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran kunjungan Anda. Dengan melakukan registrasi sebelumnya, pihak museum dapat mengatur jumlah pengunjung yang hadir dalam setiap slot waktu, sehingga pengalaman kunjungan menjadi lebih teratur dan terkontrol.
Dengan mengisi formulir registrasi yang mencantumkan nama, email, nomor telepon, dan jadwal kunjungan yang diinginkan, Anda memberikan informasi yang diperlukan bagi pihak museum untuk mengonfirmasi dan mempersiapkan kunjungan Anda dengan lebih baik. Selain itu, pendaftaran online juga memungkinkan Anda untuk mendapatkan konfirmasi langsung melalui email, yang dapat menjadi bukti kehadiran Anda saat tiba di museum.
Dengan melakukan registrasi sebelumnya, Anda juga membantu pihak museum dalam mengatur kapasitas pengunjung agar tetap mematuhi batasan yang berlaku. Hal ini dapat membantu menjaga kenyamanan dan keamanan seluruh pengunjung serta mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Proses pemesanan tiket sangat mudah dilakukan, berikut langkah-langkahnya:
- Kunjungi situs www.tumurunmuseum.org dan pilih opsi “Online Registration”.
- Pilih tanggal dan hari kunjungan yang tersedia.
- Pilih kloter kunjungan yang sesuai dengan preferensi Anda.
- Isi data diri, termasuk nama, email, nomor telepon, alamat, dan jumlah pengunjung.
- Setelah mengisi data diri, masukkan kode keamanan yang ditampilkan dan klik tombol “Register”.
- Setelah pendaftaran berhasil, Anda akan menerima konfirmasi tiket kunjungan melalui email yang telah Anda berikan saat mendaftar.
Penting untuk diingat bahwa kunjungan ke museum ini dibatasi dalam kloter dan durasi waktu kunjungan maksimal adalah 1 jam. Pastikan untuk tiba tepat waktu sehingga Anda dapat menikmati pengalaman mengagumkan di Museum Tumurun.
Sejarah Tentang Tumurun Private Museum
Tumurun Private Museum memiliki sejarah yang menarik sebagai museum pribadi yang didirikan oleh H.M. Lukminto, seorang pengusaha sukses di bidang tekstil di Solo.
Museum ini resmi dibuka pada awal April 2018 dan pada saat itu, masih bersifat pribadi, hanya dibuka untuk keluarga dan kerabat. Namun, seiring berjalannya waktu, museum ini mulai melayani kunjungan publik melalui sistem reservasi.
Sebagai museum pribadi, Tumurun Private Museum tetap dikelola dan dimiliki oleh keluarga Lukminto. Hal ini dapat dipahami karena infrastruktur museum yang masih terbatas.
Meskipun demikian, publik tetap diperbolehkan untuk berkunjung ke museum ini dengan mematuhi aturan dan mengikuti sistem reservasi yang berlaku.
Dalam sejarah pendiriannya, museum ini awalnya hanya terbuka untuk keluarga dan kerabat saja. Namun, sejak April 2018, pintu museum dibuka untuk melayani reservasi kunjungan dari publik.
Tumurun Private Museum menyimpan banyak koleksi karya seni yang sangat berharga. Koleksi ini merupakan kepemilikan pribadi keluarga Lukminto dan turun temurun hingga generasi berikutnya.
Nama “Tumurun” sendiri berasal dari istilah “turun-temurun,” yang mengandung makna mewariskan harta benda atau kekayaan seni dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan mendirikan museum ini, sang putra meneruskan hobi koleksi seni sang ayah, yang juga merupakan seorang kolektor seni berbakat. Museum Tumurun Private menjadi bentuk apresiasi terhadap seni dan budaya yang diwariskan dari masa lalu hingga masa kini.
Daya Tarik
Tumurun Private Museum menjadi magnet bagi publik karena koleksi karya seni yang beragam dan menarik perhatian.
Berbeda dengan Museum Affandi yang lebih berfokus pada lukisan abstrak, Tumurun Private Museum menampilkan koleksi seni modern yang memikat.
Koleksi seni modern ini terbagi dalam dua zona, yaitu zona publik di lantai 1 dan zona pribadi di lantai 2.
Museum ini menyimpan berbagai lukisan dari seniman-seniman terkenal seperti Affandi, Antonio Blanco, Walter Spies, Basoeki Abdullah, dan Raden Saleh, serta banyak lagi.
Di lantai 1, sekitar 100 karya seni tersimpan dengan rapi. Salah satu karya menarik yang dapat ditemukan adalah “Floating Eyes,” sebuah karya estetik karya Wedhar Riyadi.
Selain itu, di depan ruangan, terdapat mobil antik Mercedes Benz tahun 1972 yang menambah daya tarik museum ini. Tidak hanya itu, terdapat pula karya-karya kreatif dari seniman-seniman seperti AD Pirous, Handiwirman Saputra, Heri Dono, J.A Pramuhendra, Eko Nugroho, Eddy Susanto, Eddie Hara, dan Entang Wiharso.
Dengan koleksi seni yang beragam dan eksklusif, Tumurun Private Museum menjadi destinasi menarik bagi pecinta seni dan pengunjung dari segala kalangan usia. Museum ini menghadirkan pengalaman berbeda dan menggugah rasa ingin tahu para penikmat seni yang datang berkunjung.