Candi Sewu terletak di Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Candi ini merupakan kompleks candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur. dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan dinasti Sailendra dan diperkirakan mengalami kerusakan pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10.
Candi Sewu terdiri dari 249 bangunan candi kecil yang tersebar di dalam kompleks seluas sekitar 1,5 hektar. Bangunan utama terdiri dari 10 candi besar yang dikelilingi oleh candi-candi kecil. Candi-candi kecil ini terdiri dari candi perwara, candi arca, dan bangunan-bangunan pendukung lainnya. Karena kompleksitas dan jumlah bangunan yang ada di dalam kompleks, juga dikenal dengan nama “Seribu Candi”.
Arsitektur Candi Sewu menggabungkan gaya arsitektur Jawa Tengah dan India. Bangunan-bangunan candi utama memiliki bentuk kotak dengan atap melengkung yang menyerupai stupa Buddha. Di dalam ruangan candi terdapat arca-arca Buddha, sehingga candi ini dianggap sebagai tempat pemujaan Buddha.
Selain sebagai tempat pemujaan, Candi Sewu juga diperkirakan memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan politik pada masa itu. Kompleks candi ini juga memiliki taman yang cukup luas dan kolam-kolam yang dipercayai memiliki fungsi ritual.
Candi Sewu telah mengalami berbagai tahap pemugaran sejak masa penemuan kembali pada awal abad ke-19. Pemugaran terakhir dilakukan pada tahun 1993 hingga 1995 oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta dan Konservasi Borobudur.
Memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Situs arkeologi ini menjadi bukti keberadaan dan kebesaran peradaban Indonesia pada masa lalu. Selain itu, Candi Sewu juga merupakan saksi bisu sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia, serta pengaruh budaya India yang kuat pada arsitektur dan seni rupa di Indonesia pada masa itu.
Daftar Isi
Sejarah
Sejarah Candi Sewu dimulai pada abad ke-8 Masehi, saat itu wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya diperintah oleh dinasti Sailendra yang memeluk agama Buddha Mahayana. didirikan pada masa pemerintahan raja Sailendra yang belum dapat dipastikan namanya, namun diperkirakan berkuasa antara tahun 792 hingga 824 Masehi.
Candi Sewu dibangun sebagai tempat pemujaan Buddha dan pusat kegiatan keagamaan. Kompleks candi ini juga diperkirakan memiliki fungsi politik sebagai pusat kekuasaan raja Sailendra pada masa itu. Selain itu, kompleks candi ini juga dipercayai memiliki fungsi sebagai tempat beribadah dan melakukan upacara keagamaan oleh masyarakat sekitar.
Pada akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10, Candi Sewu mengalami kerusakan dan ditinggalkan. Penyebab pasti kerusakan tersebut belum diketahui, namun diperkirakan terkait dengan keruntuhan kekuasaan raja Sailendra atau serangan dari luar.
Candi Sewu ditemukan kembali pada awal abad ke-19 oleh seorang Belanda bernama C. L. Doolittle. Pada tahun 1855, diteliti oleh arkeolog Belanda bernama FDK Bosch. Selama masa penjajahan Belanda, mengalami beberapa kali pemugaran dan penggalian arkeologi.
Setelah Indonesia merdeka, Candi Sewu menjadi tanggung jawab pemerintah Indonesia dalam pelestarian dan pengembangan situs arkeologi tersebut. Pemugaran terakhir dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta dan Konservasi Borobudur pada tahun 1993 hingga 1995.
Hingga saat ini, masih menjadi salah satu situs arkeologi terpenting di Indonesia dan menjadi destinasi wisata yang populer. Candi Sewu menjadi bukti kebesaran peradaban Indonesia pada masa lalu, serta pengaruh budaya India yang kuat pada arsitektur dan seni rupa di Indonesia pada masa itu.
Arca Dwarapala
Terdapat beberapa Arca Dwarapala yang ditemukan di depan gerbang utama dan gerbang-greja di kompleks candi tersebut. Arca Dwarapala di Candi Sewu memiliki ciri-ciri khas seperti ukuran yang besar, taring yang menonjol, dan mata yang tajam.
Arca Dwarapala di gerbang utama kompleks Candi Sewu ditemukan dalam posisi yang saling berhadapan dan menghadap ke arah luar kompleks. Kedua arca tersebut memiliki ukuran yang sama, yaitu mencapai 1,5 meter dengan ciri-ciri yang sama seperti yang umumnya ditemukan pada arca Dwarapala lainnya.
Arca Dwarapala di Candi Sewu menjadi salah satu bukti kehebatan seni rupa dan arsitektur pada masa kerajaan Medang pada abad ke-8 Masehi. Arca ini juga menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Arca Dwarapala adalah jenis arca yang biasanya ditemukan di depan gerbang atau pintu-pintu suci pada situs-situs arkeologi di Indonesia dan Asia Tenggara. Kata “Dwarapala” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “penjaga pintu” atau “penjaga gerbang”.
Arca Dwarapala biasanya digambarkan sebagai sosok yang kokoh dan gagah dengan ukuran besar, terkadang diukir secara simetris. Mereka umumnya memiliki ciri-ciri seperti kepala yang tegak, taring yang menonjol, kumis dan jenggot yang tebal, serta mata yang tajam. Arca Dwarapala sering kali ditempatkan dalam pasangan, yang masing-masing menghadap ke arah yang berlawanan.
Arca Dwarapala digunakan sebagai lambang penjaga dan pelindung suci pada masa lalu. Dalam agama Hindu, Dwarapala digambarkan sebagai pasukan pengawal Dewa Siwa, sedangkan dalam agama Buddha, mereka sering dianggap sebagai penjaga Gerbang Nirwana.
Beberapa contoh Arca Dwarapala yang terkenal di Indonesia adalah Arca Dwarapala di Candi Prambanan dan Candi Borobudur di Jawa Tengah. Selain itu, Arca Dwarapala juga dapat ditemukan di beberapa situs arkeologi di Asia Tenggara seperti di Thailand, Myanmar, dan Kamboja.
Arca Manjusri
Sayangnya, tidak ada penemuan arca Manjusri yang eksplisit di kompleks Candi Sewu. Arca-arca yang ditemukan sebagian besar terdiri dari patung-patung dewa Hindu dan bodhisattva Buddha seperti Arca Dwarapala yang telah saya jelaskan sebelumnya.
Meskipun tidak ada arca Manjusri yang ditemukan, namun keberadaannya dapat diindikasikan melalui adanya bangunan-bangunan yang dianggap sebagai tempat peribadatan Buddha, seperti gedung-gedung perbendaharaan (punden berundak) dan bangunan-bangunan yang dihubungkan dengan penjelajahan makna Buddha, seperti Balai Dharma, Balai Sudharma, dan Balai Parambanan. Selain itu, dinding-dinding candi di kompleks Candi Sewu juga dihiasi dengan relief-relief Buddha yang indah dan menarik, termasuk relief-relief yang menggambarkan ajaran-ajaran Buddha dan cerita-cerita kehidupan Buddha.
Merupakan salah satu contoh arsitektur Buddha yang penting dan menarik di Indonesia. Kompleks Candi Sewu sendiri terdiri dari serangkaian candi kecil yang terletak di dekat Candi Prambanan, Jawa Tengah. Candi Sewu dibangun pada abad ke-8 Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra, dan merupakan contoh karya seni dan arsitektur yang luar biasa dari masa kerajaan Medang. merupakan bagian dari Warisan Budaya Dunia UNESCO dan menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Indonesia.
Arca Manjusri adalah salah satu jenis arca Buddha yang biasanya digambarkan sebagai seorang bodhisattva, yaitu sosok yang telah mencapai tingkat kesempurnaan dalam perjalanan menuju pencerahan tetapi memilih untuk tetap tinggal di dunia ini untuk membantu makhluk lain mencapai pencerahan.
Manjusri dipandang sebagai salah satu bodhisattva yang paling penting dalam Buddhisme Mahayana dan sering digambarkan dengan membawa pedang, buku, atau terkadang bunga teratai. Pedang yang dipegang oleh Manjusri melambangkan kebijaksanaan yang tajam dan sanggup memotong kegelapan kebodohan. Sementara buku yang dipegang olehnya melambangkan kebijaksanaan Buddha dan keilmuan yang diperolehnya.
Arca Manjusri dapat ditemukan di berbagai situs arkeologi di seluruh Asia Tenggara, terutama di daerah yang pernah menjadi pusat kebudayaan Buddha seperti India, Nepal, Tibet, dan Indonesia.
Di Indonesia, salah satu contoh arca Manjusri yang terkenal adalah arca Manjusri yang ditemukan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Arca tersebut digambarkan sedang duduk di atas singgasana dengan tangan kanannya menggenggam pedang dan tangan kirinya memegang sebuah buku.
Namun, untuk Candi Sewu, tidak terdapat penemuan arca Manjusri yang eksplisit. Meskipun begitu, ada kemungkinan bahwa arca ini pernah ada di kompleks Candi Sewu dan hilang selama proses pembongkaran yang dilakukan pada masa lalu.
Fungsi
Fungsi Candi Sewu pada masa lalu masih menjadi bahan perdebatan di antara para arkeolog dan sejarawan. Namun, diduga bahwa kompleks memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Fungsi keagamaan: diduga digunakan sebagai tempat peribadatan agama Buddha pada masa lalu. Terdapat beberapa bangunan di kompleks yang dianggap sebagai tempat peribadatan seperti punden berundak dan balai Dharma.
- Fungsi politik: juga diduga berfungsi sebagai pusat kegiatan politik pada masa lalu. Hal ini didasarkan pada adanya dinding-dinding candi yang dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan adegan-adegan kehidupan istana.
- Fungsi ekonomi: juga dapat memiliki fungsi ekonomi, terutama dalam bentuk perdagangan atau pertukaran barang dengan kerajaan-kerajaan di sekitar Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari adanya jalur perdagangan yang menghubungkan Candi Sewu dengan kawasan pesisir utara Jawa Tengah.
- Fungsi sebagai tempat ziarah: juga dapat berfungsi sebagai tempat ziarah bagi umat Buddha pada masa lalu. Terdapat beberapa tempat di kompleks yang dianggap sebagai tempat ziarah seperti Soko Tatal dan Soko Guru.
Dalam praktiknya, fungsi-fungsi di atas tidak saling terpisahkan dan dapat saling berhubungan satu sama lain. Kompleks Candi Sewu dapat dianggap sebagai pusat kegiatan keagamaan, politik, dan ekonomi pada masa lalu yang memainkan peran penting dalam sejarah Jawa Tengah.
Letak Alamat Akses
Terletak di Jalan Raya Solo-Yogyakarta, KM 16, Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.
Untuk menuju ke Candi Sewu, dapat dilakukan dengan berbagai moda transportasi, seperti kendaraan pribadi, taksi, atau transportasi umum seperti bus atau kereta api. Dari kota Yogyakarta, dapat diakses dengan menggunakan kendaraan pribadi atau taksi dengan waktu tempuh sekitar 30-45 menit. Jika menggunakan transportasi umum seperti bus, dapat naik bus jurusan Yogyakarta-Prambanan atau Yogyakarta-Solo, kemudian turun di halte Prambanan.
Setelah turun di halte Prambanan, dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan transportasi lain seperti ojek atau becak menuju Candi Sewu yang berjarak sekitar 3 kilometer dari halte Prambanan. Alternatif lainnya, dapat juga menggunakan layanan bus shuttle yang tersedia dari halte Prambanan menuju Candi Sewu dengan biaya yang terjangkau.
Rute Jalan
Rute dari kota Yogyakarta dapat dilakukan melalui Jalan Raya Solo-Yogyakarta. Berikut adalah rute menuju Candi Sewu:
- Jika berangkat dari pusat kota Yogyakarta, arahkan kendaraan ke selatan menuju Jalan Parangtritis.
- Ikuti Jalan Parangtritis hingga mencapai simpang empat pasar Banyuawuh.
- Ambil arah ke kanan menuju Jalan Raya Solo-Yogyakarta.
- Teruskan perjalanan di Jalan Raya Solo-Yogyakarta hingga mencapai pertigaan Prambanan.
- Belok ke kiri di pertigaan Prambanan dan teruskan perjalanan sejauh sekitar 2 km hingga mencapai kompleks yang terletak di sebelah utara Jalan Raya Solo-Yogyakarta.
Untuk alternatif rute lainnya, dapat juga menggunakan aplikasi peta digital seperti Google Maps atau Waze untuk memudahkan dalam mencari rute menuju Candi Sewu dari lokasi Anda.
Aktivitas
Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat dilakukan di Candi Sewu:
- Menikmati keindahan arsitektur: merupakan kompleks candi yang memiliki arsitektur yang indah dan kaya akan detail. Pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur dengan mengamati bangunan candi dan relief-relief yang ada di dalamnya.
- Berfoto: Pengunjung juga dapat berfoto di kompleks dengan latar belakang bangunan candi dan relief-relief yang ada di dalamnya. Namun, perlu diingat untuk menjaga kebersihan dan tidak merusak bangunan candi.
- Bersepeda: Di sekitar kompleks terdapat jalur sepeda yang dapat digunakan untuk bersepeda. Pengunjung dapat menyewa sepeda di sekitar kompleks dan menjelajahi dengan sepeda.
- Meditasi: Sebagai kompleks candi yang memiliki nilai keagamaan, pengunjung juga dapat melakukan meditasi atau berdoa di salah satu bangunan candi atau tempat yang dianggap suci.
- Menjelajahi sekitar: Di sekitar kompleks terdapat beberapa tempat wisata lain yang dapat dijelajahi, seperti Candi Prambanan, Taman Wisata Ratu Boko, dan Candi Plaosan.
- Menikmati kuliner: Di sekitar kompleks terdapat beberapa warung makan dan kafe yang menyajikan makanan dan minuman khas Jawa yang dapat dinikmati oleh pengunjung.
- Mengikuti tur panduan: Untuk memperdalam pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Jawa, pengunjung dapat mengikuti tur panduan. Ada beberapa pilihan paket tur yang disediakan, seperti tur mandiri dengan audio guide, tur keliling candi dengan pemandu, atau tur spesialis yang difokuskan pada topik tertentu, seperti seni ukir atau agama Hindu-Buddha.
- Belajar seni ukir batu: memiliki banyak ukiran batu yang indah dan rumit, sehingga lokasi ini cocok untuk belajar seni ukir batu. Beberapa pedagang dan pengrajin lokal di sekitar kompleks candi menawarkan kelas dan pelatihan ukir batu untuk pengunjung yang tertarik.
- Menyaksikan pertunjukan seni budaya: Di sekitar kompleks, terdapat beberapa tempat yang menawarkan pertunjukan seni budaya Jawa, seperti tari atau wayang kulit. Pengunjung dapat menikmati pertunjukan ini untuk lebih memperdalam pemahaman mereka tentang budaya dan seni Jawa.
- Berbelanja oleh-oleh: Sebagai tempat wisata populer, di sekitar kompleks Candi Sewu terdapat beberapa toko oleh-oleh yang menjual berbagai macam kerajinan tangan, seperti patung-patung batu, kain tradisional, atau aneka makanan khas Yogyakarta. Pengunjung dapat membeli oleh-oleh ini sebagai kenang-kenangan atau sebagai hadiah untuk keluarga dan teman.
Daya Tarik
Candi Sewu memiliki banyak daya tarik bagi wisatawan, di antaranya:
- Arsitektur yang indah: merupakan kompleks candi Hindu-Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur. Arsitekturnya yang indah dan kaya akan detail menunjukkan kejayaan kerajaan Mataram Kuno pada masa lampau.
- Nilai Sejarah: Selain keindahannya, juga memiliki nilai sejarah yang tinggi. Candi ini dibangun pada abad ke-8 Masehi dan menjadi bukti perkembangan peradaban Hindu-Buddha di Indonesia.
- Keragaman Budaya: juga merupakan contoh dari keragaman budaya di Indonesia. Bangunan candi ini memiliki pengaruh Hindu dan Buddha yang dapat dilihat dari relief dan arsitekturnya.
- Lokasi yang strategis: terletak di antara Kota Yogyakarta dan Solo, sehingga lokasinya mudah dijangkau dari kedua kota tersebut. juga dapat dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata saat melakukan perjalanan antara Yogyakarta dan Solo.
- Tempat Ibadah: masih digunakan sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu dan Buddha. Pengunjung dapat menikmati suasana yang tenang dan spiritual di dalam kompleks candi.
- Keindahan Alam: Selain bangunan candinya, juga dikelilingi oleh kebun dan sawah yang asri. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam di sekitar kompleks candi.
- Aktivitas yang beragam: Ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan, seperti bersepeda, meditasi, belajar seni ukir batu, dan menikmati kuliner. Hal ini menjadikan Candi Sewu sebagai tempat wisata yang menarik bagi berbagai kalangan.
- Pengalaman Spiritual: Selain sebagai tujuan wisata, juga menawarkan pengalaman spiritual bagi pengunjung yang ingin mencari kedamaian atau merenung. Pengunjung dapat mengikuti upacara ritual atau meditasi yang diadakan di dalam kompleks candi.
- Keberadaan Patung-Patung Arca: Di dalam kompleks candi, terdapat banyak patung-patung arca yang dipersembahkan kepada dewa-dewi Hindu dan Buddha. Patung-patung ini terbuat dari batu dan memiliki nilai seni yang tinggi.
- Suasana yang Tenang dan Sejuk: terletak di tengah-tengah perkebunan dan sawah, sehingga suasana di sekitar kompleks candi sangat tenang dan sejuk. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang asri dan udara yang segar di sekitar candi.
- Peluang Foto yang Menarik: menyediakan banyak spot foto yang menarik, seperti gapura-gapura, arca-arca, relief, dan pemandangan alam di sekitar candi. Pengunjung dapat mengambil foto untuk dijadikan kenang-kenangan atau untuk diunggah ke media sosial.
- Aktivitas Bersejarah: juga menyediakan berbagai aktivitas bersejarah, seperti mengenakan pakaian tradisional dan berfoto di dalam kompleks candi, atau mengikuti workshop pembuatan kerajinan tangan dengan teknik tradisional.
Dengan berbagai macam daya tarik yang dimilikinya, Candi Sewu dapat menjadi salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Indonesia.
Fasilitas
Beberapa fasilitas yang tersedia di Candi Sewu antara lain:
- Area Parkir: menyediakan area parkir yang luas bagi pengunjung yang datang dengan kendaraan pribadi.
- Toilet: Toilet tersedia di beberapa lokasi di sekitar kompleks candi.
- Tempat Istirahat: Ada beberapa tempat istirahat yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai sejenak.
- Area Makanan dan Minuman: Terdapat beberapa warung makanan dan minuman di sekitar kompleks candi, yang menyajikan makanan dan minuman lokal dan internasional.
- Area Bermain Anak: Terdapat beberapa area bermain anak di sekitar kompleks candi yang dapat digunakan oleh pengunjung yang membawa anak-anak.
- Area Belanja Oleh-oleh: Di sekitar kompleks candi terdapat beberapa toko yang menjual berbagai jenis oleh-oleh dan kerajinan tangan.
- Pemandu Wisata: Pengunjung dapat menyewa pemandu wisata untuk menjelaskan sejarah dan keindahan secara detail.
- Area Informasi: Terdapat area informasi yang menyediakan berbagai informasi dan tempat wisata di sekitar kompleks candi.
- Area Parkir Sepeda: menyediakan area parkir sepeda bagi pengunjung yang ingin bersepeda di sekitar kompleks candi.
- Souvenir Shop: Terdapat beberapa toko suvenir di sekitar kompleks candi yang menjual berbagai jenis suvenir dan kerajinan tangan.
- Area Meditasi dan Yoga: Di beberapa area, terdapat area meditasi dan yoga yang dapat digunakan oleh pengunjung yang ingin merenung dan mencari kedamaian.
- Area Camping: Terdapat beberapa area camping di sekitar kompleks candi bagi pengunjung yang ingin menginap di alam terbuka.
- Guide: Para pengunjung dapat menggunakan jasa guide atau pemandu wisata untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah dan arsitektur.
- Jasa Fotografi: Para pengunjung juga dapat menggunakan jasa fotografi untuk mengambil foto di sekitar kompleks candi.
- Area Bermain Anak: Terdapat beberapa area bermain anak yang tersedia di sekitar kompleks candi.
- Area Istirahat: Terdapat beberapa area istirahat yang nyaman di sekitar kompleks candi, di mana pengunjung dapat bersantai sejenak atau sekadar menikmati pemandangan.
- Rental Sepeda: Terdapat rental sepeda, sehingga pengunjung dapat menjelajahi sekitar candi dengan sepeda.
- Pusat Informasi: Terdapat pusat informasi yang menyediakan informasi dan tempat wisata lain di sekitarnya.
Dengan tersedianya berbagai fasilitas ini, pengunjung dapat menikmati wisata di Candi Sewu dengan lebih nyaman dan mudah.
Tiket Masuk
Untuk masuk ke dalam kompleks, pengunjung diwajibkan membeli tiket masuk. Berikut adalah informasi mengenai harga tiket masuk Candi Sewu:
- Tiket Masuk Wisatawan Asing: Rp. 50.000/orang
- Tiket Masuk Wisatawan Lokal: Rp. 15.000/orang
- Tiket Masuk untuk Anak-Anak: Rp. 7.500/orang
Harga tiket masuk tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Pengunjung dapat membeli tiket masuk di loket yang tersedia di dekat pintu masuk candi.
Selain tiket masuk, pengunjung juga dapat membeli tiket untuk menikmati kegiatan lain di dalam kompleks candi, seperti menyewa guide, menyewa sepeda, atau mengikuti kegiatan workshop. Harga tiket untuk kegiatan tersebut dapat bervariasi, tergantung pada jenis kegiatan dan durasinya.
Penginapan
Terdapat beberapa pilihan penginapan yang dapat dipilih oleh para wisatawan, baik hotel maupun penginapan murah. Beberapa pilihan penginapan di sekitar Candi Sewu antara lain:
- Manohara Resort: Hotel yang terletak di dalam kompleks Candi Borobudur ini menawarkan pemandangan yang indah dan fasilitas yang lengkap untuk para tamu. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 1.000.000 – 2.000.000 per malam.
- Plataran Borobudur Resort & Spa: Hotel mewah yang berada di kawasan Borobudur ini menawarkan fasilitas yang lengkap, termasuk spa, kolam renang, restoran, dan area olahraga. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 2.500.000 – 5.000.000 per malam.
- Wahana Guesthouse: Penginapan yang terletak di dekat Candi Borobudur ini menawarkan tarif yang terjangkau dengan fasilitas yang lengkap. Tarif menginap di penginapan ini berkisar antara Rp. 200.000 – 500.000 per malam.
- Villa Borobudur: Villa mewah yang terletak di kawasan Borobudur ini menawarkan pemandangan yang indah dan fasilitas yang lengkap untuk para tamu. Tarif menginap di villa ini berkisar antara Rp. 6.000.000 – 8.000.000 per malam.
- Homestay: juga terdapat beberapa pilihan homestay yang dapat dipilih oleh para wisatawan dengan tarif yang lebih terjangkau. Beberapa pilihan homestay antara lain Rumah Dharma, Omah Purwanto, dan Cempaka Borobudur.
Pilihan penginapan di sekitar Candi Sewu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan budget para wisatawan.
Hotel Dekat
Berikut adalah beberapa pilihan hotel yang terletak dekat dengan Candi Sewu:
- The Phoenix Hotel Yogyakarta – MGallery Collection: Hotel bintang 5 yang terletak sekitar 15 km ini menawarkan suasana klasik dan elegan. Fasilitas yang tersedia di hotel ini antara lain kolam renang, spa, restoran, dan bar. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 1.000.000 – 3.000.000 per malam.
- Plataran Borobudur Resort & Spa: Hotel mewah yang terletak sekitar 5 km ini menawarkan pemandangan yang indah dan fasilitas yang lengkap untuk para tamu. Fasilitas yang tersedia di hotel ini antara lain spa, kolam renang, restoran, dan area olahraga. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 2.500.000 – 5.000.000 per malam.
- Atria Hotel Magelang: Hotel bintang 4 yang terletak sekitar 10 km ini menawarkan fasilitas yang lengkap dan tarif yang terjangkau. Fasilitas yang tersedia di hotel ini antara lain kolam renang, restoran, dan bar. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 500.000 – 1.000.000 per malam.
- The Atrium Hotel and Resort Yogyakarta: Hotel bintang 4 yang terletak sekitar 14 km ini menawarkan fasilitas yang lengkap dan tarif yang terjangkau. Fasilitas yang tersedia di hotel ini antara lain kolam renang, restoran, dan bar. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 500.000 – 1.000.000 per malam.
- The Oxalis Regency Hotel Yogyakarta: Hotel bintang 4 yang terletak sekitar 14 km ini menawarkan fasilitas yang lengkap dan tarif yang terjangkau. Fasilitas yang tersedia di hotel ini antara lain kolam renang, spa, restoran, dan bar. Tarif menginap di hotel ini berkisar antara Rp. 500.000 – 1.000.000 per malam.
Para wisatawan dapat memilih hotel yang sesuai dengan kebutuhan dan budget mereka untuk menginap saat berkunjung.
Tempat Makan
Berikut adalah beberapa pilihan tempat makan yang terletak dekat dengan Candi Sewu:
- Bale Raos: Restoran yang menyajikan masakan tradisional Jawa dan khas Yogyakarta. Terletak sekitar 8 km. Menu andalannya antara lain nasi liwet, sate kere, dan gudeg. Harga makanan berkisar antara Rp. 20.000 – 100.000.
- Pawon Handayani: Warung makan yang terkenal dengan masakan nasi campur dan nasi kucing. Terletak sekitar 9 km. Harga makanan berkisar antara Rp. 5.000 – 25.000.
- Jejamuran: Restoran yang menyajikan menu masakan jamur. Terletak sekitar 9 km. Menu andalannya antara lain sup jamur, tumis jamur, dan sate jamur. Harga makanan berkisar antara Rp. 20.000 – 70.000.
- Makanan Khas Pak Chi Met: Warung makan yang menyajikan berbagai macam masakan khas Yogyakarta, terutama masakan berbahan dasar daging babi. Terletak sekitar 10 km. Harga makanan berkisar antara Rp. 20.000 – 50.000.
- Sate Klathak Pak Pong: Warung makan yang terkenal dengan sate klathak-nya, yaitu sate yang terbuat dari daging sapi atau ayam yang dipanggang di atas arang dan disajikan dengan lontong, sambal, dan irisan mentimun. Terletak sekitar 10 km. Harga makanan berkisar antara Rp. 25.000 – 50.000.
Para wisatawan dapat memilih tempat makan yang sesuai dengan selera dan budget mereka saat berkunjung ke Candi Sewu.
Spot Foto
Berikut beberapa spot foto menarik yang dapat dikunjungi di Candi Sewu:
- Pintu Gerbang: Pintu Gerbang yang megah dan berukir indah sangat cocok dijadikan latar belakang foto.
- Bangunan Candi: Dalam kompleks terdapat beberapa bangunan candi yang indah dan memiliki arsitektur yang khas. Wisatawan dapat berfoto di depan atau di dalam bangunan candi.
- Arca Dwarapala: Arca Dwarapala yang terletak di depan gerbang masuk juga menjadi spot foto yang populer.
- Kala Makara: Patung Kala Makara yang terletak di bagian atas pintu gerbang juga merupakan spot foto yang menarik.
- Taman: Di sekitar kompleks terdapat taman yang asri dan rimbun, cocok untuk berfoto bersama keluarga atau teman-teman.
Pastikan untuk menghormati dan tidak merusak bangunan candi dan lingkungan sekitarnya saat berfoto di Candi Sewu.
Wisata Sekitar
Berikut beberapa wisata menarik di sekitar Candi Sewu yang dapat dikunjungi:
- Candi Prambanan: Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia dan terletak sekitar 3 km. Wisatawan dapat menyaksikan arsitektur dan ukiran candi yang megah dan indah.
- Taman Wisata Ratu Boko: Taman Wisata Ratu Boko adalah situs arkeologi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang terletak sekitar 10 km. Wisatawan dapat menikmati pemandangan sunset yang spektakuler dari atas bukit dan melihat reruntuhan bangunan candi kuno.
- Pantai Parangtritis: Pantai Parangtritis adalah pantai yang terkenal di Yogyakarta dan terletak sekitar 30 km. Wisatawan dapat menikmati suasana pantai yang eksotik dan menikmati olahraga air seperti surfing.
- Goa Jomblang: Goa Jomblang adalah gua alam yang terkenal dengan keindahan stalaktit dan stalakmit di dalamnya. Terletak sekitar 40 km, wisatawan dapat menjelajahi gua dengan pendamping yang berpengalaman.
- Hutan Pinus Mangunan: Hutan Pinus Mangunan adalah hutan pinus yang terletak sekitar 40 km. Wisatawan dapat menikmati pemandangan hutan pinus yang hijau dan segar serta berfoto di spot yang menarik.
Itulah beberapa wisata menarik di sekitar Candi Sewu yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.